Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Halal Park, yang Digadang Jadi Penggerak Industri Syariah

Kompas.com - 16/04/2019, 14:44 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo beserta beberapa menteri membuka kawasan Halal Park, taman berkonsep syariah di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Kawasan ini digadang-gadang akan menjadi pusat aktivitas ekonomi syariah dengan mengacu pada konsep halal.

Di Halal Park, terdapat berbagai tenant yang terdiri dari sejumlah label fashion muslim, gerai makanan siap saji, hingga kafe. Di taman ini juga terdapat beberapa sudut yang nyaman untuk duduk-duduk santai bersama keluarga.

Namun, taman yang dibuka hari ini, Selasa (16/4/2019) ini masih dalam konsep miniatur. Nantinya akan ada Taman Halal yang didirikan di atas tanah seluas 21.000 meter persegi dalam dua tahun ke depan. Meski baru miniatur, namun taman ini sudah dibuka untuk umum.

Baca juga: Presiden Jokowi Buka Miniatur Halal Park di Senayan

 

Pengunjung bisa datang ke beberapa gerai makanan maupun belanja baju-baju gamis dan hijab di sana.

Inisiasi dibentuknya Halal Park tidak hanya memberikan manfaat bagi para pelaku industri halal menjadi lebih berdaya saing, tapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional melalui peningkatan tingkat konsumsi, ekspor neto, dan investasi.

Saat membuka kawasan ini, Jokowi mengatakan, Halal Park merupakan komitmen pemerintah untuk selalu melibatkan para pelaku bisnis terutama UMKM dalam memajukan ekonomi nasional.

Pemerintah meyakini gaya hidup halal tak hanya berdampak pada meningkatnya perekonomian Indonesia, tapi juga dampak positif lainnya yang membuat masyarakat Indonesia dapat hidup secara berkelanjutan, apapun ras, suku, dan agama yang dianut.

Baca juga: Bidik 5 Juta Wisman Tahun Ini, Potensi Wisata Halal RI 10 Miliar Dollar AS

“Meskipun berkonsep halal, sebagai negara yang memiliki keberagaman budaya, suku, ras, dan agama yang menjunjung tinggi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, Halal Park dapat dinikmati oleh semua kalangan penikmat gaya hidup,” kata Jokowi.

Berdasarkan standar Global Muslim Travel Index (GMTI), Indonesia telah dinobatkan sebagai nomor 1 wisata halal bersaing dengan 130 negara lainnya, termasuk Malaysia, Turki, Saudi Arabia, hingga Uni Emirat Arab.

Seiring dengan indeks tersebut, imbuh Jokowi, potensi pasar fashion muslim pada 2020 diperkirakan sebesar Rp 327 miliar. Apalagi, saat ini Indonesia berada di peringkat kedua di sektor fashion.

"Ini angka sangat besar. Maka kesempatan kita gunakan peluang yang ada untuk memasarkan produk halal kita," ungkap Jokowi.

Baca juga: Indonesia Raih Posisi Pertama di Pasar Wisata Halal untuk Pertama Kali

Salah satu merk fashion muslim yang menghuni Halal Park yakni Hijup, label milik Diajeng Lestari. Diajeng mengatakan, Halal Park akan menjadi angin segar bagi para pelaku usaha di industri gaya hidup halal. Sebab, Halal Park akan menjadi wadah ekosistem yang mempertemukan pelaku industri halal untuk bertukar pikiran dan berinovasi.

Diajeng meyakini gaya hidup halal harus menjadi inklusif, mengingat manfaat akan gaya hidup tersebut dapat memberikan kontribusi positif terhadap pola hidup manusia yang lebih berkelanjutan.

"Harapannya ini jadi percontohan negara lain. Kami harap bisa menumbuhkan peluang market dan jadi pusat industri halal dunia," jelas Diajeng.

Baca juga: Bappenas: Indonesia Tidak Masuk Peta Negara Pengekspor Produk Halal

Konsep Halal Park sebelumnya telah diterapkan oleh Malaysia. Di sana, Halal Park merupakan komunitas bisnis manufaktur dan jasa dengan tujuan bersama untuk mencapai manfaat ekonomi sambil menjaga integritas halal.

Komponen pendekatannya dikonsep secara halal yang mengutamakan keberlangsungan hidup, seperti taman yang hijau, produksi yang ramah lingkungan, hingga mencegah polusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com