Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Saham Saratoga Anjlok Karena Sandiaga Kalah dalam Hitung Cepat?

Kompas.com - 18/04/2019, 15:23 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) terjun bebas dalam beberapa hari terakhir. Per Kamis (18/4/2019), sebagaimana dikutip dari RTI, saham Saratoga berada di posisi 3530, turun 310 poin atau minus 8,07 persen.

Anjloknya saham Saratoga lantas dikaitkan dengan kontestasi politik, di mana pemiliknya, cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno, kalah suara dalam hitung cepat. Kandidat nomor urut 01 Joko Widodo dan Maruf Amin unggul dalam hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, muncul reaksi negatif dari pelaku pasar bahwa kinerja Saratoga akan turun jika Sandi kalah. Namun, menurut dia, hasil Pemilu tak terlalu berdampak signifikan pada saham perusahaan tersebut.

Baca juga: Saham Perusahaan Sandiaga Terjun Bebas, Imbas Hasil Hitung Cepat?

"Terkait pemilu memang ada pengaruhnya tapi tidak terlalu signifikan. Lebih kepada investor dan analis suka menghubungkan satu kejadian dengan kejadian lain," ujar Reza kepada Kompas.com, Kamis (18/4/2019).

Reza menduga, ada faktor lain yang menyebabkan saham Saratoga terus merah. Diketahui, Saratoga melepas 19 juta saham melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).

Transaksi dilakukan pada tanggal 8 April sebanyak 5 juta saham, 9 April sebanyak 2 juta saham, 10 April sebanyak 7 juta saham, dan 12 April sebanyak 5 juta saham.

Setelah transaksi, kepemilikan Sandiaga atas saham SRTG turun menjadi 586.365.429 dari 605.365.429, atau setara 21,61 persen dari sebelumnya 22,31 persen saham. 

Baca juga: Perusahaan Sandiaga Raih Pendapatan Rp 1,1 Triliun, Rugi Rp 6,2 Triliun

Menurut Reza, faktor tersebut lebih berdampak signifikan membuat saham Saratoga terus turun. Pasar membaca gelagat bahwa Sandi menjual saham untuk kepentingan politiknya. Sebab, tak ada pernyataan resmi yang menjelaskan alasan Saratoga melepas aset.

"Ketika Sandi lepas saham, asumsinya dia jual saham buat dana kampanye. Padahal belum tentu juga. Bisa saja dia buat menyiapkan bisnis lainnya," kata Reza.

"Karena tidak jelas infonya sehingga memunculkan asumsi tadi," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com