Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Jangan hanya Dengar Masukan "Pemain Besar" E-Commerce

Kompas.com - 18/04/2019, 16:55 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Indonesia e-commerce Association (idEA), Ignatius Untung meminta pemerintah tidak hanya menampung masukan dan saran dari perusahaan besar yang menjalankan bisnis di industri e-commerce. Walaupun, itu demi kebaikan ekosistem bisnis tersebut.

"Ada beberapa kali sempat berkomunikasi, pemerintah mengundanganya perusahaan bukan asosiasi," kata Untung kepada Kompas.com, Kamis (18/4/2019).

Menurut Untung, pemerintah selama ini terkesan memberi ruang lebih kepada pamain besar dalam industri e-commerce, dibandingkan pemain kecil, sedang, maupun yang sedang tumbuh.

"Padahal kalau ngomongin asosiasi, itu isinya ada 300 lebih perusahaan. Sementara kalau diundang perusahaan cuma yang besar-besar aja," tuturnya.

Baca juga: Pemerintah Harusnya Atur Transaksi di Medsos, Bukan Cabut Aturan Pajak E-Commerce

Dia berharap pemerintah juga melibatkan semua pelaku usaha e-commerce, termasuk yang masih kecil. 

"Kita tahu yang (perusahaan) besar itu secara pangsa pasar mewakili keseluruhan, tapi kalau yang besar cuma yang didengar, yang belum besar jangan-jangan enggak diuntungkan," ucapnya.

"Makanya, kalau mau ngomong ya ngomong sama asosiasi. Karena hampir semua yang (perusahaan) besar itu juga anggota asosiasi. Kenapa harus masing-masing player?" tambah dia.

Kendati demikian, Untung menilai pemerintah sudah berperan banyak untuk mendorong industri e-commerce kian maju. Hanya saja perlu pembenahan dan perbaikan ke depannya supaya lebih maksimal.

Ada beberapa masukan dan saran asosiasi yang kemudian diakomodasi dalam kebijakan yang diterbitkan pemerintah.

"Enggak semua tertampung, tapi cukup banyak yang ditampung," tandasnya.

Berdasarkan data terkini perusahaan yang tergabung menjadi anggota idEA sudah mencapai 347 pemain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com