Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Membaik, Ekspor Indonesia ke China Juga Meningkat

Kompas.com - 18/04/2019, 19:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonomi China tumbuh 6,4 persen di kuartal I-2019. Hal ini utamanya didorong oleh produksi industri yang melonjak 8,5 persen secara tahunan pada Maret 2019 dan pertumbuhan tertinggi dalam 4,5 tahun terakhir.

Dari data Indonesia, perbaikan kondisi ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut tercermin dari kenaikan nilai ekspor yang cukup tinggi ke China.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara bulanan, pada Maret 2019 ekspor non-migas ke China naik 437,3 juta dollar AS. Angka tersebut merupakan pertumbuhan ekspor tertinggi, yang kemudian disusul ke Filipina dan Jepang. 

Baca juga: Di Luar Ekspektasi, Pertumbuhan Ekonomi China 6,4 Persen pada Kuartal I 2019

Sementara itu, nilai ekspor ke China pada Januari-Maret 2019 mencapai 5,24 miliar dollar AS atau setara 14,12 persen dari keseluruhan total nilai ekspor Indonesia.

"Ini sejalan dengan peningkatan produksi di China, kenaikan juga terjadi pada ekspor bahan bakar mineral," jelas Ekonom Asia Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (18/4/2019).

Dampaknya, neraca perdagangan Indonesia diprediksi akan membaik meskipun tidak menutup kemungkinan masih mengalami defisit.

"Dengan angka surplus di Februari dan Maret 2019, jika terjadi defisit full year-nya akan lebih kecil dari tahun lalu," imbuh dia.

Baca juga: Pelemahan Ekspor Asia Diprediksi Berlanjut hingga April 2019

Kendati angka pertumbuhan ekonomi China membaik, berdasarkan analisis Eric, masih akan melambat untuk keseluruhan tahun. Hanya saja perlambatannya mungkin akan mengecil. 

Sedangkan IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi China 6,3 persen tahun ini. Melambat bila dibanding tahun lalu yang tercatat tumbuh 6,6 persen.

Di China pertumbuhan ekonomi menuju new normal 6 persen. Awalnya berdasarkan kebijakan untuk mengubah mesin utama pertumbuhan dari investasi dan ekspor ke konsumsi.

Ini seiring dengan meningkatnya jumlah kelas menengah serta keinginan mencapai pertumbuhan yang sustainable dengan menjaga lingkungan hidup.

"Awalnya pemerintah China menargetkan new normal di 7 persen," jelas Eric.

Baca juga: Aktivitas Manufaktur China Kembali Menggeliat

Namun perlambatan terjadi lebih dalam karena adanya kelebihan produksi barang di China, kredit perbankan yang bermasalah dan melemahnya permintaan global karena perang dagang. (Benedicta Prima)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Ekonomi membaik, ekspor Indonesia ke China juga meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com