Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Halal Park dan Dampaknya untuk Indonesia

Kompas.com - 20/04/2019, 12:35 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Halal Park di kompleks Gelora Bung Karno akan menjadi salah satu ikon industri halal di Indonesia.

Saat membuka miniatur Halal Park, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Halal Park akan menjadi gairah baru industri syariah di Indonesia. Halal Park akan menjadi area yang ditujukan sebagai pusat aktivitas ekonomi berbasis syariah sekaligus tempat melepas penat.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditunjuk sebagai koordinator pelaksana tugas pembangunan Halal Park. Sementara itu, yang membangun kawasan tersebut adalah PT Wijaya Karya (Persero) sebagai perusahaan BUMN bidang konstruksi.

Baca juga: Presiden Jokowi Buka Miniatur Halal Park di Senayan

Industri halal merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Diketahui, proyeksi permintaan produk halal secara global pada 2019 mencapai 3,7 triliun dollar AS.

Padahal, pada 2013 angkanya masih senilai 2 triliun dollar AS. Artinya, dalam enam tahun terakhir, pertumbuhannya cukup pesat mencapai 9,5 persen.

Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia, Indonesia menjadi salah satu negara yang potensial mengembangkan industri halal. Berdasarkan Global Moslem Travel Index 2019, wisata halal Indonesia berada di peringkat pertama.

Selain itu, sukuk ritel yang ditawarkan pemerintah juga laris manis. Bulan lalu, sukuk yang dijual mencapai Rp 21 triliun. 

Baca juga: Indonesia Raih Posisi Pertama di Pasar Wisata Halal untuk Pertama Kali

Keberadaan Halal Park diharapkan dapat membuka jalan bagi Indonesia untuk terus mendongkrak industri halal di dalam negeri dan internasional.

"Kita gunakan peluang yang ada untuk memasarkan produk halal kita. Kita padukan kekuatan untuk mengangkat industri halal sebagai motor ekonomi sebagai sumber kesejahteraan umat," kata Jokowi.

Di Malaysia, Halal Park merupakan kawasan bisnis manufaktur dan jasa yang berlokasi di satu tempat yang dikonsep secara halal. Pelaku usaha di dalamnya membentuk komunitas bisnis manufaktur dan jasa dengan tujuan bersama untuk mencapai manfaat ekonomi sambil menjaga integritas halal.

Komponen pendekatannya termasuk taman yang hijau, produksi yang ramah lingkungan, hingga mencegah polusi.

Baca juga: Malaysia Berambisi Kuasai Produk Halal di Olimpiade Tokyo 2020

Berikut sejumlah hal yang dirangkum Kompas.com terkait Halal Park di Indonesia.

1. Bukan taman biasa

Halal Park bukan sekadar taman untuk bersantai dan berkumpul bersama keluarga. Tempat ini menjadi pusat penjualan produk-produk halal di mana terdapat berbagai toko pakaian Muslim, kafe, dan tenant makanan yang pastinya halal.

Selain itu, BUMN juga membuat Rumah Kreasi BUMN di tempat ini sebagai wadah bagi calon wirausahawan untuk membangun bisnis perdananya. Dalam perkembangannya kelak, kawasan ini akan mengakomodasi beraneka aktivitas yang meliputi kebutuhan barang konsumsi halal, industri busana Muslim berkembang sekaligus menjadi sentra media ekspresi, seni, dan kreasi.

Stand batik Betawi Elemwe di acara peresmian Halal Park di area Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.Dok Elemwe Stand batik Betawi Elemwe di acara peresmian Halal Park di area Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.

2. Mulai beroperasi total pada 2021

Pembangunan Halal Park yang dibuka Presiden Jokowi pada Selasa (16/4/2019) masih berbentuk miniatur. Nantinya Halal Park akan dibangun di atas tanah seluas 21.000 meter persegi.

3. Nilai investasi Rp 250 miliar

Halal Park memiliki nilai investasi sebesar Rp 250 miliar. Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, pemilihan GBK sebagai tempat membangun Halal Park karena lahan tersebut harus nyaman.

Sebab, ke depan akan digunakan untuk berbagai event, baik nasional maupun internasional. Selain itu, Halal Park tetap mengangkat ciri khas budaya Indonesia, seperti mengadopsi bentuk masjid ataupun atap rumah adat daerah.

4. Diproyeksi jadi pusat ekonomi halal

Belakangan ini, industri halal berkembang cukup pesat. Halal Park tak hanya menjadi obyek wisata halal, tapi juga pusat aktivitas ekonomi halal di Indonesia.

Kawasan ini akan menjadi wadah ekosistem tempat para pelaku industri halal bisa saling bertukar pikiran dan inovasi. Selain itu, mereka juga bisa memasarkan produk di kawasan tersebut.

Harapannya Halal Park akan menjadi contoh bagi negara-negara lain untuk mengembangkan kawasan yang sama.

Baca juga: Halal Park Senayan Telan Investasi Rp 250 Miliar


Dampak Halal Park untuk Indonesia

Keberadaan Halal Park diharapkan dapat memacu para pelaku industri untuk semakin banyak menciptakan produk halal dan menjualnya di sana. Dengan demikian, kesadaran masyarakat Indonesia akan produk halal semakin tinggi.

Potensi produk halal di Indonesia tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga diekspor ke luar negeri.

Ketua Halal Lifestyle Center Sapta Nirwandar mengatakan, setidaknya ada lima sektor industri halal yang menonjol di Indonesia. Dua di antaranya adalah fashion dan makanan.

Untuk fashion, sudah banyak UMKM dalam negeri yang memproduksi baju-baju Muslim, hijab, dan aksesori lain. Sementara di sektor makanan, semakin banyak pelaku usaha yang sadar untuk menyertifikasi halal produknya.

Baca juga: Mengenal Halal Park, yang Digadang Jadi Penggerak Industri Syariah

 

Jika tak disertifikasi, ia berpotensi kehilangan pelanggan.

"Demand-nya banyak untuk produk halal dan market besar. Karena kalau produk itu halal, pasarnya tidak hanya Muslim, tapi juga non-Muslim," kata Sapta kepada Kompas.com.

Sapta menyebutkan, populasi umat Muslim sekitar 25 persen dari populasi dunia. Dengan demikian, pasar industri halal menjadi incaran para pemasok, baik barang maupun jasa.

Singkatnya, produk halal dan jasa halal sangat menguntungkan dari sisi bisnis. Ditambah lagi Indonesia kini punya Halal Park sebagai tempat berkumpulnya produk-produk halal dalam satu tempat.

"Kita punya sesuatu yang terintegrasi dalam satu tempat untuk promosi. Ini seperti halal one stop shopping dan one stop services," kata Sapta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com