Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan Terus Genjot Pengembangan Sentra Sayuran Organik

Kompas.com - 20/04/2019, 20:23 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot berbagai daerah agar menjadi sentra produksi sayuran organik, salah satunya Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Hal ini penting mengingat sayuran organik memiliki potensi pasar supermarket dan bisa ekspor sehingga dipastikan mendongkrak kesejahteraan petani dan pendapatan nasional.

Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi membeberkan, Indonesia sangat kaya akan komoditas tanaman sayuran.

Buktinya adalah berbagai jenis tanaman sayuran yang dihasilkan di Desa Nglebak, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

"Daerah ini menjadi sentra tanaman sayuran organik dengan berbagai jenis tanaman pakcoy, seledri, kacang capri, cabai, wortel, bawang daun dan lainnya," ujar Suwandi saat meninjau tanaman sayuran di Desa Nglebak, Jumat (19/4/2019), seperti dalam keterangan tertulisnya.

Suwandi menyebutkan, Kementan hingga saat ini terus mendorong sentra-sentra tanaman sayuran sejenis di daerah lain agar produksi dan volume ekspor semakin meningkat.

Sebagai informasi, tanaman sayuran tumbuh subur di dataran tinggi, seperti di Brastagi, Solok, Kerinci, Puncak, Lembang, Pangalengan, Ciwidey, Magelang, Sleman, Wonosobo, Tawangmangu, Batu, Malang, Enrekang, Modoinding dan lainnya.

"Kami targetkan serta dorong sayuran berkualitas, sayuran organik, ramah lingkungan, dan menyehatkan untuk masuk supermarket dan bahkan ekspor agar pendapatan petani dan negara meningkat," ujarnya.

Menurut Suwandi, target ini pasti bisa diwujudkan karena tanaman baby buncis, capri, edamame, kubis, dan 30 jenis sayuran lainnya memiliki daya saing yang tinggi dan sudah diekspor.

Pihaknya pun mengklaim bahwa ekspor sayuran 2018 naik lebih tinggi dibandingkan 2017.

Sementara itu, Hartono, petani sayuran organik di Desa Nglebak mengatakan, para petani menanam sayuran organik dengan sistem tumpangsari.

Meskipun demikian, ia mengungkapkan bahwa harga sayuran organik lebih mahal dari sayuran biasanya.

"Untuk organik harga lebih mahal, misal seledri dalam ikat seberat 2 ons, harga 5 ikat setara Rp 27.500 per kilogram. Hal sama untuk pakcoy harga Rp 15.000 per kg dan kacang capri Rp 50.000 per kg," katanya.

Namun, Hartono menyebutkan biaya produksi organik lebih efisien karena tidak dipupuk dan pestisida kimiawi.

Misalnya, pakcoy organik hanya butuh biaya perawatan dengan total Rp 5.000 per kilogram.

"Ini lumayan menguntungkan. Kami terus berupaya memperluas tanam organik," jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Karanganyar, Supramnaryo menuturkan, kawasan pertanian di Tawangmangu (Desa Nglurah) ini tidak hanya menjadi sentra budidaya sayur-sayuran.

Desa itu, kata dia, juga menjadi sentra tanaman hias, seperti krisan, anggrek, antorium, bonsai dan 130 jenis tanaman hias lainnya.

"Hal ini membuat Desa Nglebak menjadi sentra sayuran organik sedangkan Desa Nglurah dinobatkan sebagai desa wisata tanaman hias di Tawangmangu," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com