Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Saham Ini Terima Dividen Rp 16,5 Miliar dari Satu Emiten

Kompas.com - 23/04/2019, 06:36 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Konglomerat mendapatkan cuan dari dividen sudah biasa. Yang luar biasa itu, individu yang mendapatkan cuan dividen dengan rasa konglomerat.

Investor saham Lo Kheng Hong merupakan individu tersebut. Dia memperoleh dividen dari PT Petrosea Tbk (PTRO) belasan miliar rupiah.

"Dividen yang akan saya terima Rp 16,5 miliar," ujar pria yang juga akrab disapa LKH itu kepada Kontan.co.id, Senin (22/4).

Nilai tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibanding dividen yang diterima sebelumnya. Tahun lalu, saat emiten anggota indeks KOMPAS100 ini membagikan dividen tahun buku 2017, LKH "hanya" mendapatkan Rp 7,12 miliar.

Baca juga: Kata Lo Kheng Hong, Salah Satu Crazy Rich Indonesians: Harta Karun Terbesar Ada di Pasar Modal

Perolehan tersebut tak lepas dari posisi LKH di PTRO. Berdasarkan daftar pemegang saham Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 16 April 2019, LKH merupakan pemilik 137,84 juta atau setara 13,67 persen saham PTRO.

Kepemilikannya itu menjadi yang terbesar kedua setelah PT Indika Energy Tbk (INDY). INDY merupakan pemegang 704,01 juta atau setara 69,8 persen saham PTRO.

Sementara, seperti diketahui, PTRO baru saja mengumumkan pembagian dividen tahun buku 2018. Nilainya 8,72 juta dollar AS atau setara 38 persen dari laba bersih tahun lalu, 22,96 juta dollar AS. Adapun nilai dividen per sahamnya 0,00865 dollar AS.

Jika dirupiahkan, nilai dividen per sahamnya sekitar Rp 121,86. Ini dengan asumsi rupiah berada di level Rp 14.088 per dollar Amerika Serikat (AS). Nilai per saham ini yang dikalikan dengan kepemilikan saham LKH di PTRO. Hasilnya, duit belasan miliar masuk kantong pribadi.

Usut punya usut, kepemilikan LKH di PTRO saat ini juga rupanya bertambah. Tahun lalu, saat LKH meraup Rp 7,12 miliar dari dividen PTRO senilai 0,0045 dollar AS, kepemilikannya di PTRO masih sekitar 11 persen.

Baca juga: Musim Bagi-bagi Dividen Telah Tiba

Sehingga, selain kenaikan nilai dividen per saham PTRO, ada faktor lain yang membuat perolehan dividen LKH kali ini naik 131 persen. Faktor ini adalah, kombinasi antara kesabaran dan konsep salah harga.

LKH sejatinya bisa saja sedikit memetik hasil investasinya tersebut. Kalau dia beli mobil Rp 1 miliar saja sudah dapat mobil tergolong mewah, itu pun masih sisa Rp 15 miliar.

Namun, menurutnya hal itu kurang tepat. Terlebih, untuk investasi. Sebab, nilai atau harga mobil bakal terus menurun. "Kalau dibelikan saham, nilai uangnya akan meningkat terus dari tahun ke tahun," imbuhnya.

LKH bersedia beli mobil. Asal, mobil bekas yang harganya sudah turun 80 persen. Jadi, rugi akibat penyusutan atau depresiasi tidak besar. Karena menurut LKH, mobil hanya sekadar alat transportasi, bukan untuk pamer kekayaan.

Dari situ sudah bisa ditebak. LKH belum berniat mencairkan dividen tersebut. Duitnya justru akan dibelikan saham lagi, saham yang salah harga. Sebab, menurutnya, jika ingin berinvestasi, idealnya 100% uang investasi tersebut dibelikan saham.

"Dividen yang saya terima tahun lalu juga sudah habis dibelikan saham," pungkas LKH. (Dityasa H Forddanta)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Lo Kheng Hong raup dividen Petrosea (PTRO) Rp 16,5 miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com