Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Jonan, Empat Hal Ini Akan Jadi Tren di Revolusi Industri 4.0

Kompas.com - 25/04/2019, 12:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan, semua sektor harus mempersiapkan diri menghadapi era revolusi industri 4.0. Sebab, kehadiran era tersebut akan memudahkan kehidupan manusia di berbagai bidang.

"Kalau kita lihat peradaban manusia, yang bisa mengubah sangat signifikan tentang masa atau era perbudakan manusia itu adalah Revolusi Industri, yang pertama Pemerintah Inggris. Inggris adalah pemerintah yang pertama menghapus perbudakan di dunia. Ini menjadi salah satu perjalanan perubahan peradaban manusia," ujar Jonan sebagaimana disampaikan dalam siaran pers, Kamis (25/4/2019).

Jonan mengatakan, setidaknyanada empat kegiatan yang akan menjadi tren di era industri 4.0 hingga 25 tahun ke depan. Kegiatan tersbeut antara lain adalah berkembangnya energi baru terbarukan dan penggunaan kendaraan listrik.

"Pertama adalah renewable energy untuk kelistrikan dan transportasi dan yang kedua adalah electric vehicles atau kendaraan listrik," kata Jonan.

Oleh karena itu, ke depan hal tersbeut akan menjadi salah satu fokus pemerintah. Selain itu, meningkatkan angka transaksi online dan mengurangi penggunaan uang tunai.

Diketahui, saat ini pemerintah terus menggalakkan cashless society dan mengajak masyarakat untuk menggunakan teknologi transaksi nontunai.

Yang terakhir adalah pengunaan artificial intelligence, termasuk implementasi 5G di berbagai kegiatan mulai kesehatan sampai fabrikasi. Agar industri Indonesia dapat bersaing, lanjut Jonan, Pemerintah terus bergerak dinamis untuk mengimbangi pesatnya perkembangan dunia, tak terkecuali di sektor ESDM.

"Saat ini Revolusi Industri 4.0 sudah datang dan tidak bisa dihindari, tidak ada yang mampu menghentikannya, karena sangat membantu kehidupan manusia dari waktu ke waktu," kata Jonan.

Di sisi lain, meningkatnya penggunaan teknologi robotik serta mesin juga akan banyak menghilangkan pekerjaan administrasi yang dahulunya memerlukan orang banyak. Ia mencontohkan Robotic Taxi keluaran Tesla yang mampu berjalan sendiri hanya mengandalkan program yang ditanam.

Meski begitu, Jonan beranggapan taksi listrik lebih ramah lingkungan karena emisinya lebih rendah dan polusi lebih kecil. Selain itu, listrik yang menjadi bahan bakar kendaraan ini juga lebih murah ketimbang bahan bakar fosil. PT Perusahaan Listrik Negara memberikan diskon biaya tenaga listrik kepada pelanggan hingga 30 persen jika mengisi daya pukul 22.00 - 06:00 WIB.

"Jadi biaya tenaga listrik yang dikeluarkan lebih murah yakni sekitar Rp 1.000 perwatt atau sekitar 40 persen dari harga premium," kata Jonan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com