Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI: Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS Masih Terlalu Murah

Kompas.com - 25/04/2019, 17:29 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dollar AS.

Data di pasar spot Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada Kamis (24/4/2019) berada pada posisi Rp 14.149 atau melemah 44 poin atau 0,32 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya yang sebesar Rp 14.105 per dollar AS.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai, nilai tukar tersebut masih terlalu murah atau undervalue dan masih memiliki ruang untuk menguat.

"Kami menilai rupiah masih undervalue," ujar dia di Jakarta, Kamis (24/3/2019).

Baca juga: Pengamat Nilai Jokowi Effect terhadap Rupiah Hanya Sementara

Perry menjelaskan, meskipun masih undervalue, nilai tukar rupiah terpantau stabil sejak awal tahun dan memiliki kecenderungan menguat. Penyebabnya adalah kinerja pasar eksternal yang terus membaik.

Nilai tukar rupiah pada 23 April 2019 tercatat menguat 1,17 persen secara point to point dibandingkan dengan akhir Maret 2019 dan 0,58 persen secara rerata dibandingkan dengan rerata Maret 2019. Bila dibandingkan dengan level 2018, nilai tukar rupiah juga menguat 2,17 persen secara point to point dan 0,80 persen secara rerata.

"Perkembangan ini tidak terlepas dari perkembangan aliran masuk modal asing yang besar ke pasar keuangan domestik, termasuk aliran masuk ke pasar saham yang berlanjut pada April 2019," jelas Perry.

Baca juga: Jokowi Effect, IHSG dan Rupiah Diprediksi Terus Menguat Pasca Pemilu

BI menilai, ke depan pergerakan nilai tukar rupiah akan cenderung stabil dengan mekanisme pasar yang terjaga baik.

Selain itu juga karena prospek sektor eksternal yang membaik didorong prospek perekonomian domestik yang tetap positif dan ketidakpastian pasar keuangan yang berkurang.

"Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, khususnya di pasar uang dan valas," ujar Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com