Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alasan Mengapa Jastip Kian Digemari

Kompas.com - 27/04/2019, 17:24 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jasa titipan atau Jastip kian berkembang seiring perkembangan teknologi informasi. Hal ini tak lepas dari banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa tersebut.

Kegemaran masyarakat menggunakan jasa titip bukan tanpa alasan. Tentu alasan menggunakan Jastip sangat beragam, namun ada sejumlah alasan umum.

Hal ini disampaikan oleh Fitrah dan Yani, dua ibu rumah tangga yang sudah beberapa tahun memilih menggunakan Jastip.

Hal ini diungkapkan keduanya saat menjadi pembicara dalam acara workshop "Titip Menitip Aman & Nyaman: Enggak Perlu Kucing-Kucingan" di Kantor Pusat Bea Cukai, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Baca juga: Berkat Jastip. Ratna Raup Untung Sambil Traveling ke Luar Negeri

Berikut alasan kenapa Jastip digemari:

1. Waktu

Alasan pertama yakni keterbatasan waktu. Tak semua orang punya waktu luang untuk berbelanja ke mall atau pusat pembelanjaan.

Sementara diskon atau kesediaan barang memilki batasan waktu dan jumlah. Lantaran hal inilah banyak orang yang memilih Jastip.

Terlebih bagi Fitrah dan Yani, keduanya sudah memilki momongan. Datang ke mal atau bazar dengan antrean panjang tentu saja menyita banyak waktu.

Jastiplah yang membuat Fitrah dan Yani punya banyak waktu untuk menghabiskan waktu bersama anak-anaknya.

2. Jarak

Tak bisa dipungkiri, jarak menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang enggan berbelanja. Apalagi kondisi lalu lintas Jabotabek yang terkenal dengan kemacetannya.

Begitupun bagi yang berada di luar kota, datang ke kota lain untuk membeli barang yang dibutuhkan tentu punya konsekuensi biaya perjalanan. Begitupun bila barang yang dicari ada di luar negeri.

Oleh karena itu, Jastip menjadi pilihan sehingga tak perlu lagi datang ke pusat perbelanjaan atau ke kota lain untuk mencari barang yang dibutuhkan.

Cukup membayar Jastip dan ongkos kirimnya, semua persoalan terjawab.

3. Murah

Salah satu alasan Jastip digemari lantaran konsumen bisa mendapatkan barang dengan harga lebih murah. Misalnya saja sneaker dari luar negeri

Bila official store di luar negeri sedang obral diskon, maka pengguna Jastip bisa membeli barang lebih murah.

Termasuk barang yang belum masuk ke Indonesia bisa dibeli di luar negeri melalui jasa titipan.

4. Ragam pilihan

Seperti dibahas pada poin ketiga, masyarakat bisa membeli barang yang belum masuk ke Indonesia melalui Jastip. Itu artinya ada ragam barang yang bisa dipilih.

Selain itu, para pengguna Jastip juga bisa menitipkan barang dengan berbagai model yang diinginkan. Nantinya para penyedia jasa titipan akan mencarikan barang yang diminta konsumen.

Konsumen dan Jastiper juga bisa saling berkomunikasi soal harga hingga pilihan barang yang ada di toko atau official store.

5. Asli

Jastip mengedepankan aspek kepercayaan yang besar antara konsumen dengan Jastiper. Sebab Jastiper juga diharapkan menjadi "mata" konsumen untuk memastikan barang yang dibeli asli atau tidak.

Selain itu juga Jastiper bisa memastikan kondisi barang yang dipesan oleh konsumen Jastip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com