Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Sayuran Super, Kopontren Ini Bisa Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah

Kompas.com - 27/04/2019, 21:20 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Koperasi Pesantren (Kopontren) ternyata juga bisa membangun ekonomi nasional bila diberdayakan dengan baik. Contohnya seperti Kopontren Al Ittifaq di Ciwidey, Bandung.

Kopontren ini telah mampu memproduksi sayuran super (grade A) ke supermarket-supermarket di Bandung. Tak hanya di Bandung, sayurannya juga telah merambah ke salah satu Mall di Jakarta.

Menurut Aripudin, salah seorang santri agribisnis di Pesantren Al Ittifaq sekaligus pengurus koperasi, sayuran ini berbeda dengan yang beredar di pasaran.

"Bedanya yang kita jual kualitas super semua. Dan kalau dilihat, sayurannya juga jarang ada di supermarket," ucap Aripudin kepada Kompas.com, Jumat (26/4/2019).

Baca juga: Gairahkan Industri Halal, Pemerintah Susun Masterplan Ekonomi Syariah

Kopontren yang telah berdiri sejak tahun 1997 ini, bahkan menjadi koperasi percontohan di seluruh Indonesia.

Arip mengatakan, Kopontren Al Ittifaq juga telah bekerja sama dengan lembaga swasta dan pemerintah seperti Bank Indonesia dalam sektor pemberdayaan umat.

"Karena menjadi koperasi percontohan, kita sering memberikan praktek ke beberapa pesantren. Nanti, BI yang akan memodalkan pupuk dan sebagainya. Awalnya, BI akan kirim ke kita, selanjutnya kita bagi-bagikan pupuknya ke pesantren itu," tutur Arip.

Saat ini,  telah membudidayakan 120 sayuran, di antaranya jeruk dekopon, kaboca merah, cabai gendut, cabai baby, buncis baby bean, buah tin, dan lain sebagainya.

Dari 120 sayuran ini, kopontren Al Ittifaq telah mampu menjual 3 ton setiap harinya ke supermarket. Dari hasil penjualan, Arip mengaku koperasi ini memiliki omzet hingga Rp 30 juta per hari.

Baca juga: Industri Halal RI Kalah dari Negara Sebesar Jatinegara, Ini yang Dilakukan Pemerintah

"Kalau setahun bisa sampai Rp 200 juta. Tapi sekarang sudah masuk salah satu mall jadi bisa sekitar Rp 250 juta. Belum lagi kita juga memasarkannya di situs online dan e-commerce yang ada saja pesanannya," papar Arip.

Omzet ini sangat berguna bagi keberlangsungan koperasi dan kehidupan santri-santri Al Ittifaq.

"Kalau semua kopontren bisa mandiri seperti ini, saya yakin bisa majukan ekonomi nasional," tandas Arip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com