JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia Tbk menyatakan terus berkomitmen untuk terus memperbaiki kinerjanya, termasuk dalam hal keuangan.
Pada 2018 membukukan keuntungan 5,02 juta dollar AS. Untuk meningkatkan pendapatan,Garuda akan menggenjot performa di sektor non- passenger.
Direktur Keuangan Garuda Indonesia Fuad Rizal mengatakan, pihaknya akan lebih mengoptimalkan pendapatan dari jasa kargo udara.
“Saat ini Garuda Indonesia menjadi pemain utama dalam bisnis kargo nasional," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Minggu (28/4/2019).
Baca juga: Garuda Indonesia Akhirnya Raup Laba Bersih, Ini Penyebabnya
"Kami akan terus berupaya meningkatkan bisnis kargo ini sehingga bisa memberikan dampak positif bagi perusahaan,” sambungnya.
Selama ini, Fuad mengatakan bahwa pendapatan Garuda dari non-passenger masih di bawah dari pendapatan dari penjualan tiket penumpang.
Padahal potensi kargo udara di Indonesia sangat besar. Hal ini menyusul perkembangan pesat bisnis e-commerce saat ini.
Pengoptimalan jasa kargo udara dinilai penting karena akan memberi dampak positif bagi perusahaan.
Oleh karena itu, Fuad mengatakan bahwa maskapai plat merah tersebut akan membesarkan persentasi pendapatan dari kargo.
Sebelumnya, Garuda Indonesia mencatatkan kinerja positif pada kuartal I-2019.
Garuda Indonesia membukukan laba bersih (net income) sebesar 19,7 Juta dollar AS. Angka tersebut tumbuh signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di mana GIAA mencatatkan kerugian sebesar 64,3 juta dollar AS.
Pertumbuhan laba tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan usaha perseroan yang tumbuh sebesar 11,9 persen menjadi 1,09 miliar dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.