Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Saham Turun, Nilai Pasar Google Tergerus Rp 840 Triliun

Kompas.com - 30/04/2019, 06:40 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga saham induk perusahaan Google, Alphabet, melorot 7 persen lantaran perusahaan melaporkan hasil kinerja yang tak sesuai dengan ekspektasi analis pada kuartal-I 2019 ini.

Penurunan itu membuat nilai pasar mereka tergerus lebih dari 60 miliar dollar AS atau sekitar Rp 840 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS)

Seperti dikutip dari CNBC, Selasa (30/4/2019), Google menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan setelah secara konsisten terus tumbuh pada kisaran 20 persen atau bahkan lebih di periode-periode sebelumnya.

Kuartal I-2019 ini, Google melaporkan pendapatannya hanya tumbuh 17 persen. Angka turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 28 persen.  Sementara penjualan iklan Google mencapai 15 persen, turun dari 24 persen di periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Valuasi Pasar Microsoft Tembus 1 Triliun Dollar AS

Adapun untuk pendapatan dari klik berbayar Google hanya tumbuh 39 persen dari kuartal tahun lalu. Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan kuartal IV-2018 sebesar 66 persen dan kuartal-III 2018 yang mencapai 62 persen.

Hal ini menujukkan tidak adanya pertumbuhan lalu lintas iklan yang bisa menebus tergerusnya pendapatan lantaran turunnya harga iklan.

CFO Alphabet Ruth Porat mengatakan, sebagain besar perlambatan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh Youtube yang berkontribusi terhadap hampir keseluruhan pendapatan klik perusahaan.

Investor pun memiliki harapan tinggi terhadap laporan kinerja Alphabet ditunjukkan dengan melejitnya harga saham hingga 24 persen dari awal tahun lalu.

Alphabet juga membukukan Traffic Acquisition Cost (TAC) sebesar 6,86 miliar dollar AS, sementara analis memperkirakan pengeluaran yang dibayarkan Google kepada perusahaan seperti Apple untuk menjadi mesin pencari utama di browser mereka sebesar 7,26 miliar dollar AS.

Alphabet juga harus membayarkan denda kepada Komisi Eropa sebesar 1,7 miliar dollar AS pada kuartal ini sebagai penyelesaian atas permasalahan persaingan di sektor iklan online. Jika denda tersebut tidak dihitung, maka pendapatan operasional perusahaan naik 26 persen menjadi 8,31 miliar dollar AS. Adapun total uang tunai dan surat berharga yang dimiliki Alphabet meningkat 4 persen menjadi 113,5 miliar dollar AS.

Google telah menyematkan sebagian besar pertumbuhannya di masa depan pada bidang-bidang bisnis yang bermunculan seiring dengan penurunan biaya per klik (BPK).

Perangkat keras dan bisnis cloud perusahaan termasuk dalam segmen "pendapatan lain" Google, yang mengalami peningkatan 25 persen menjadi 5,45 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com