Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Desak Bank Sentral AS Pangkas Suku Bunga

Kompas.com - 01/05/2019, 09:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mendesak bank sentral Federal Reserve memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 1 persen. Trump pun meminta The Fed melakukan pelonggaran kebijakan moneter dengan quantitative easing.

Dilansir dari CNBC, Rabu (1/5/2019), hal tersebut diungkapkan Trump melalui akun Twitter pribadinya. Trump membandingkan The Fed dengan bank sentral China, People's Bank of China (PBoC).

Menurut Trump, apabila kebijakan bank sentral lebih longgar, maka perekonomian AS bisa melesat seperti roket.

Baca juga: Trump: Ekonomi AS Akan Melesat seperti Roket jika...

Sebelumnya, para pejabat Gedung Putih termasuk Trump dan penasihat ekonomi Larry Kudlow telah merekomendasikan pemangkasan FFR sebesar setengah poin.

Saat ini, The Fed menargetkan FFR berada pada kisaran 2,25 hingga 2,5 persen. Sejak Desember 2015, The Fed telah 9 kali menaikkan suku bunga acuan, meski pada Maret 2019 lalu mengindikasikan telah selesai menaikkan FFR untuk tahun 2019.

Desakan bagi The Fed untuk memangkas suku bunga acuan muncul meski kinerja perekonomian AS cukup menggembirakan pada kuartal I 2019. Pertumbuhan ekonomi AS tercatat sebesar 3,2 persen pada tiga bulan pertama hingga Maret 2019.

Baca juga: Gubernur The Fed: Alasan Untuk Menaikkan Suku Bunga Semakin Lemah

Pertumbuhan ekonomi tersebut pun sejalan dengan inflasi yang rendah. Data The Fed menunjukkan inflasi mencapai 1,6 persen.

Inflasi yang rendah tersebut menjadi alasan bagi Kudlow dan para pejabat Gedung Putih lainnya meyakini The Fed bisa memangkas suku bunga tanpa risiko. Bank sentral biasanya mengetatkan kebijakan moneter sebagai upaya mengendalikan harga ketika ekonomi ekspansif.

Trump sudah berkali-kali mendesak The Fed memangkas suku bunganya. Namun, ini adalah kedua kalinya Trump meminta The Fed melakukan quantitative easing.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICDX Targetkan Transaksi Komoditi Syariah Capai Rp 2,5 Triliun

ICDX Targetkan Transaksi Komoditi Syariah Capai Rp 2,5 Triliun

Whats New
Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Whats New
THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com