Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Iphone Loyo Hingga 17 Persen, Apple Akan Pensiun?

Kompas.com - 02/05/2019, 06:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN

JAKARTA, KOMPAS.com - Apple, perusahaan teknologi berkode AAPL mengatakan penjualannya merosot hingga 17 persen di kuartal I-2019. Turun 5 persen dari tahun sebelumnya menjadi 58 miliar dollar AS.

Selama bertahun-tahun, bisnis Apple berhasil menjual lebih banyak perangkat. Tapi awal tahun ini penjualan iPhone telah mengalami perlambatan di tengah perang dagang Cina.

CEO Apple Tim Cook mengatakan, kemungkinan terburuk yang terjadi adalah i-Phone akan berakhir karena Apple melihat tanda-tanda kemajuan industri teknologi di Cina.

"Dialog perdagangan telah ditingkatkan antara Cina dan Amerika Serikat. Dan respons pelanggan yang sangat positif terhadap tindakan penetapan harga tersebut," ucap Tim Cook dikutip dari CNN, Rabu (1/5/2019).

Sebelumnya, Apple telah menghadapi persaingan ketat di Cina dari pesaing lokal seperti Huawei dan Xiaomi. Kedua merek ini menawarkan smartphone lebih murah saat Apple membandrol ponsel dengan label harga lebih tinggi.

Baru-baru ini saja, Apple mengurangi harga beberapa produknya hampir 6 persen, termasuk iPhone XS dan XR.

Meski demikian, Apple masih harus menempuh jalan panjang untuk mulai tumbuh lagi di China. Di kuartal I-2019, Apple membukukan pendapatan 10,2 miliar dollar AS di China, turun 21 persen dari 13 miliar dollar AS pada periode yang sama tahun lalu.

"Sementara Cina terus menjajakan ponsel murah, tampaknya Apple melihat pelemahan dalam beberapa minggu terakhir," kata Daniel Ives, seorang analis di Wedbush, dikutip CNN, Rabu (1/5/2019).

Kendati turun, hal ini tak serta merta membuat Cook pasrah dengan keadaan pasar. Apalagi lima bulam sebelumnya, Cook pernah berkata akan mengambil langkah.

Langkah tersebut terlihat ketika Apple mengurangi produksi Iphone dengan pertumbuhan berkelanjutan dalam bisnis layanan digitalnya. Dari sini, segmen layanan seperti Apple Pay, Apple Care, dan Apple Music, menghasilkan rekor pendapatan 11,5 miliar dollar AS, meningkat 16 persen dari tahun lalu.

Untuk terus mempertahankan peningkatan ini, Apple akan menumbuhkan segmen ini lebih banyak lagi.

Bulan lalu, Apple mengadakan acara pers yang heboh dan penuh selebriti untuk mengungkap beberapa layanan berlangganan berbayar baru.

Rupanya, pertumbuhan layanan membantu mendorong keseluruhan pendapatan Apple di atas ekspektasi Wall Street.

Apple juga berhasil menenangkan para investor dengan mengumumkan rencana untuk membeli kembali saham senilai 75 miliar dollar AS dan meningkatkan dividen.

Kemarin, saham Apple naik 5 persen dalam penutupan perdagangan setelah laporan pendapatan yang diterimanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com