Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apindo Minta BI Turunkan Suku Bunga Usai Pengumuman Pilpres

Kompas.com - 03/05/2019, 15:32 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani berharap Bank Indonesia memanfaatkan momentum Pemilihan Umum untuk menurunkan suku bunga.

Diketahui, Komisi Pemilihan Umum rencananya akan mengumumkan Presiden terpilih 2019-2024 paling lambat pada 22 Mei 2019. Menurut dia, dengan suku bunga yang lebih kompetitif, maka aktivitas perekonomian semakin positif.

"Kalangan dunia usaha optimistis Pemilu berjalan dengan kondisi yang cukup kondusif. Kita harap BI mengambil posisi pada kesempatan pertama untuk berinisiatif menurunkan 7-Days Repo Rate," ujar Hariyadi di kompleks BI, Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Hariyadi mengatakan, sewaktu pemerintah menyelenggarakan tax amnesty pada 2016 hingga 2017, Apindo sangat mendukung program tersbeut. Saat itu juga confidence pelaku usaha menguat sehingga menjadi titik balik yang positif.

Namun, confidence itu turun saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta di 2017 karena konflik yang terjadi membuat ketidakpastian bagi pelaku usaha. Ia berharap, dengan pelaksanaan Pemilu yang aman dan muncul kepastian presiden terpilih usai tanggal 22 Mei, maka menjadi momentum baik bagi BI untuk menyesuaikan suku bunga.

"Kalau bisa saat Rapat Dewan Gubernur ini dikaji lagi. Ini momentum yang bagus karena kondisi itu, secara fluktuasi dinamika itu jadi lebih terkendali dan arahnya positif," kata Hariyadi.

Pelaku usaha mengharapkan suku bunga BI bisa diturunkan 25 atau 50 basis point. Meski begitu, Apindo menerima alasan BI memprtahankan suku bunga karena melihat risiko global masih menghantui. Namun, menurut dia, faktor domestik di Indonesia juga penting diperhatikan. Sebab, dalam lima tahun terkahir, investasi domestik tumbuh cukup signifikan.

"Sejak ada masalah Pilgub 2017, semua nahan. Ada kecenderungan orang ini nunggu momentum," kata Hariyadi.

"Menurut saya sesuatu yang positif untukk counter kebijakan yang cukup agresif," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com