Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generali Indonesia Cetatkan Laba 3 kali Lipat Sepanjang 2018

Kompas.com - 03/05/2019, 19:31 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia atau Generali Indonesia mencatat laba bersih sebesar Rp 179,5 miliar atau naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Selain pertumbuhan laba yang signifikan, total aset Generali Indonesia juga bertumbuh mencapai hampir Rp 7 triliun.

Chief Executive Officer (CEO) Generali Indonesia, Edy Tuhirman mengatakan, pencapaian positif sepanjang 2018 lalu membuktikan komitmen Generali untuk terus tumbuh dan berinovasi memberikan perlindungan jiwa dan kesehatan terbaik bagi keluarga Indonesia.

“Pertumbuhan Generali di 2018 ini didukung oleh penguatan bisnis melalui inovasi berkesinambungan baik dari sisi produk maupun layanan yang telah kami hadirkan. Meskipun persaingan industri asuransi jiwa saat ini sangat ketat, ini tidak menyurutkan ambisi Generali untuk terus bertumbuh," kata Edy dalam keterangannya, Jumat (3/5/2019).

Edy menjelaskan, melalui produk-produk inovatif yang mampu mengoptimalkan investasi dan rangkaian perlindungan kesehatan di 2018. Generali katanya, terus fokus untuk menjawab kebutuhan nasabah dan melakukan differensiasi produk sebagai kunci sukses dan faktor pembeda di pasar asuransi.

"Selain mencatatkan laba setelah pajak sebesar tiga kali lipat, Generali menutup 2018 dengan pertumbuhan premi lanjutan sebesar 26 persen. yang membuktikan tumbuhnya tingkat kepercayaan nasabah terhadap perlindungan Generali," tuturnya.

Dia menyempaikan, dana kelolaan Generali sepanjang lima tahun terakhir selalu menunjukkan pertumbuhan yang baik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 31 persen dengan dana kelolaan (unit link) sebesar 4,1 triliun di 2018.

Selain itu, total perolehan premi bruto sebesar 2,8 triliun pada 2018 dan rasio solvabilitas berada di posisi 314 persen atau 2,6 kali lipat dibanding minimum 120 persen yang ditetapkan pemerintah.

"Generali terus akan memperkuat jalur distribusi di segala lini, baik melalui bank rekanan (bancassurance), keagenan, maupun bisnis kumpulan (group business)," sebutnya.

Menutup 2018, lanjut Edy, sejauh ini jalur keagenan masih memberikan kontribusi terbesar yakni mencapai 55 persen, bancassurance 32 persen, dan bisnis kumpulan sebesar 13 persen. Sedangkan pemberian hak nasabah di tahun lalu, Generali mencatatkan pembayaran dana klaim kesehatan dan meninggal dunia sebesar Rp 627 miliar atau meningkat 16 persen dari tahun sebelumnya.

"2019 ini, kami berkomitmen untuk terus memberikan solusi terbaik untuk nasabah. Setelah kehadiran Generali I-Signature dengan layanan kesehatan DNA Journal untuk nasabah prioritas dan ROBO ARMS yang mampu mengendalikan otomatis unit link nasabah, kami juga akan memperhatikan segmen anak muda milenial dengan menghadirkan produk Cemerlang yang kami luncurkan hari ini," ungkapnya

"Kami percaya dengan fokus pada kebutuhan di masing-masing segmen pasar. Ini akan semakin memperkuat posisi Generali di industri asuransi jiwa Tanah Air," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com