Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Rupiah Tertekan Diperparah Pernyataan Trump soal Tarif Produk China

Kompas.com - 06/05/2019, 16:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang pekan lalu, nilai tukar rupiah melemah hingga 0,5 persen. Per Senin (6/5/2019), rupiah kembali menguat ke posisi Rp 14.126 per dollar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan rupiah sempat tertekan karena dollar AS tengah menguat. Dampaknya tak hanya dirasakan Indoneisa, tapi juga secara global.

Hal ini salah satunya disebabkan pernyataan bank sentral AS Federal Reserve yang tak akan menaikkan atau menurunkan suku bunga. Namun, pernyataan tersebut berbeda dengan ekspektasi pasar yang menginginkan The Fed menurunkan suku bunga.

Baca juga: Gubernur BI: Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS Masih Terlalu Murah

Di sisi lain, ada penyebab lainnya yang membuat kurs global melemah terhadap dollar AS, yaitu pernyataan Presiden AS Donald Trump.

"Ada ketidakpastian yang di-trigger presiden AS Trump soal kesepakatan dagang AS-China, di mana yang bersangkutan mengancam akan menaikkan tarif produk China," ujar Nanang di kompleks BI, Jakarta, Senin.

Trump menyatakan bahwa tarif impor barang China senilai 200 miliar dollar AS akan meningkat menjadi 25 persen. Nanang mengatakan, hal ini cukup mengejutkan bagi pasar yang semula mengira dollar AS akan kembali normal, namun justru kembali mendominasi.

Meski begitu, Nanang meminta tak perlu khawatir soal ini karena sifatnya yang temporer.

"Sebetulnya kalau dinamika yang disebabkan oleh statement, biasanya jangka pendek. Statement dia akan berubah dalam waktu singkat, bisa berbalik arah," kata Nanang.

Baca juga: Pengamat Nilai Jokowi Effect terhadap Rupiah Hanya Sementara

Dampak pernyataan Trump paling parah berdampak pada China. Mata uang Yuan jatuh luar biasa tajam. Bahkan, harga indeks saham di China terjun hingga 5 persen.

Hampir semua sahamnya merah.

Sementara itu, kata Nanang, dari sisi domestik, tak ada penyebab berarti yang berdampak ke rupiah. Pertumbuhan ekonomi memang masih jauh dari ekpektasi, yakni hanya 5,07 dari asumsi 5,2 persen.

Namun, ia memperkirakan tak akan secara signifikan membuat nilai rupiah tertekan.

"Dampak terbesar kurs adalah dampak global dari statement Trump yang membuat hampir seluruh harga saham dunia rontok, khususnya di China," terang Nanang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Setelah Libur Panjang, Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Analisisnya

Setelah Libur Panjang, Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Analisisnya

Whats New
Gaji Ke-13 ASN Mulai Cair Hari Ini, Simak Penerima dan Besarannya

Gaji Ke-13 ASN Mulai Cair Hari Ini, Simak Penerima dan Besarannya

Whats New
Dilema Program HIlirisasi

Dilema Program HIlirisasi

Whats New
Utang Pemerintah Tembus Rp 7.849 Triliun, Stafsus Menkeu: Sebagian Besar dalam Mata Uang Rupiah

Utang Pemerintah Tembus Rp 7.849 Triliun, Stafsus Menkeu: Sebagian Besar dalam Mata Uang Rupiah

Whats New
[POPULER MONEY] Daftar Terbaru 10 Orang Terkaya di Indonesia | Bos Garuda Indonesia soal Tertundanya Penerbangan Jemaah Haji

[POPULER MONEY] Daftar Terbaru 10 Orang Terkaya di Indonesia | Bos Garuda Indonesia soal Tertundanya Penerbangan Jemaah Haji

Whats New
Nasabah BRI Hari Ini Sudah Bisa Beli Tiket Indonesia Vs Argentina, Simak Caranya

Nasabah BRI Hari Ini Sudah Bisa Beli Tiket Indonesia Vs Argentina, Simak Caranya

Spend Smart
Cara Transfer BCA ke GoPay dan Sebaliknya

Cara Transfer BCA ke GoPay dan Sebaliknya

Spend Smart
Cara Beli Tiket Indonesia vs Argentina serta Syarat dan Harganya

Cara Beli Tiket Indonesia vs Argentina serta Syarat dan Harganya

Spend Smart
JK Bilang Pemerintah Bayar Utang Rp 1.000 Triliun, yang Benar Rp 902 Triliun

JK Bilang Pemerintah Bayar Utang Rp 1.000 Triliun, yang Benar Rp 902 Triliun

Whats New
Erick Thohir: Saya Mutar Lokananta Agak Bergetar

Erick Thohir: Saya Mutar Lokananta Agak Bergetar

Whats New
Kemenhub Berencana Kenakan Tarif bagi Pelajar, Lansia dan Disabilitas Naik Teman Bus di 10 Kota

Kemenhub Berencana Kenakan Tarif bagi Pelajar, Lansia dan Disabilitas Naik Teman Bus di 10 Kota

Whats New
PwC Indonesia: Prinsip ESG Harus Masuk ke Dalam Tujuan IPO Perusahaan

PwC Indonesia: Prinsip ESG Harus Masuk ke Dalam Tujuan IPO Perusahaan

Whats New
Kemenhub Ungkap Dua Pesawat Asing yang Terparkir Setahun di Bandara Kertajati Milik Prancis

Kemenhub Ungkap Dua Pesawat Asing yang Terparkir Setahun di Bandara Kertajati Milik Prancis

Whats New
PT Angkasa Pura Solusi Buka Lowongan Kerja hingga 13 Juni 2023, Simak Persyaratannya

PT Angkasa Pura Solusi Buka Lowongan Kerja hingga 13 Juni 2023, Simak Persyaratannya

Work Smart
Lotte Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk S1, Cek Syaratnya

Lotte Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk S1, Cek Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+