Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Baru BI Mengawal Likuiditas...

Kompas.com - 07/05/2019, 10:41 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan, BI mempersiapkan sejumlah strategi baru untuk menjaga likuiditas.

Caranya masih menggunakan operasi moneter, namun ada beberapa hal yang baru dilakukan tahun ini untuk menyesuaikan kondisi global. Hal ini salah satunya disebabkan likuiditas yang tak merata di industri perbankan.

"Kita punya 113 bank tapi likuiditasnya tidak merata. Untuk mengatasi risiko ke depan, BI merespon untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas dan mendukung pendalaman pasar keuangan dengan operasi moneter," kata Nanang di kompleks BI, Jakarta, Senin (6/5/2019).

Nanang mengatakan, distribusi yang tidak merata ini karena keterbatasan market line antarbank. Antara bank A di buku 1 dan bank B di buku 2 berbeda kapasitasnya untuk mengakses pasar uang antar bank. Salah satu langkah yang dilakukan Bi yakni menerapkan dua jenis operasi moneter, yakni kontraksi dan ekspansi.

Baca juga: Rupiah Bergejolak, Mengapa Kondisi Perbankan Indonesia Tetap Stabil?

"Jadi two side monetary operation. BI yamg tadinya hanya operasi moneter yang kontraksi, hari ini dan ke depan akan lebih seimbang baik kontraksi maupun ekspansi," kata Nanang.

Nanang mengatakan, penggunaan dua instrumen itu berfungsi untuk meredistribusi likuiditas dari bank yang likuiditas tinggi ke bank yang kurang likuiditas.

Cara kerjanya, menyerap likuiditas dengan instumen kontraksi moneter melalui lelang SBN maupun penerbitan SBI, SBIS, dan SukBI. Kemudian, merambah ekspansi moneter dengan melakukan repo, FX swap sehingga bisa dimanfatakan bank yang kekurangan likuiditas.

Cara kedua, yakni dengan meningkatkan frekuensi lelang. Sebelumnya lelang dilakukan secara diskresi dan tidak teratur.

"Sejak awal tahun 2019, BI sudah boleh melakukan lelang secara reguler yamg sifatnya pasti. Bahkan freksuensinya kami tingkatkan," kata Nanang.

Selain itu, pelelangan memiliki tenor tertentu dan terjadwal. Jadi sejak enam bulan sebelumnya, lelang tersebut diumumkan di website. Dengan demikian, bank punya kepastian untuk mengakses ke instrumen likuiditas ekspansi dari BI.

Pelelangan juga akan berbasis pada mekanisme pasar. Sebelumnya, saat melalukan operasi moneter secara kontraksi, harga yang ditentukan berdasarkan variabel rate tender di mana tingkat diskonto diajukan oleh peserta lelang. Sementara dengan sistem fixed rate tender, suku bunga instrumen bergantung pada penawaran peserta lelang.

"Nanti baik ekspansi maupun kontraksi akan menggunakan variabel rate tender. Ini tantangan bagi perbankan dalam lakukan bidding pricing," kata Nanang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com