Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Berpotensi Catat Pertumbuhan Permintaan Sarung Tangan Medis

Kompas.com - 07/05/2019, 12:24 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dipandang membutuhkan ketentuan sanitasi lebih kuat terkait penggunaan sarung tangan kesehatan. Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk Ridwan Goh, pertumbuhan penggunaan sarung tangan kesehatan baru didorong peningkatan kemakmuran masyarakat.

Hal ini berbeda dengan beberapa negara yang sudah memiliki aturan ketat. Menurut Ridwan, setidaknya ada tiga penggerak peningkatan konsumsi sarung tangan kesehatan.

“Aturan pemerintah, tingkat kemakmuran dan kesadaran akan kesehatan merupakan tiga penggerak utama peningkatan konsumsi sarung tangan kesehatan. Indonesia belum memiliki ketentuan pemerintah yang mendukung peningkatan kesadaran akan kesehatan,” kata Ridwan dalam pernyataannya, Selasa (7/5/2019).

Baca juga: Menjanjikan, Potensi Pasar Sarung Tangan Kesehatan di Negara Berkembang

Negara-negara di Amerika Utara dan Eropa telah menyadari fungsi sarung tangan kesehatan dan telah memiliki aturan penggunaan yang ketat. Namun, tiga negara berpenduduk terbesar di Asia belum memiliki ketentuan tersebut.

Sehingga, pertumbuhan penggunaan sarung tangan kesehatan lebih karena adanya peningkatan konsumsi dari kelas menengah yang meningkat dan belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Ridwan menuturkan, MARGMA, asosiasi produsen sarung tangan karet terbesar di dunia melihat Indonesia merupakan negara dengan potensi pertumbuhan konsumsi sarung tangan kesehatan yang tinggi.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh relatif stabil dibandingkan pertumbuhan ekonomi Asia, bahkan dunia, diiringi jumlah penduduk terbesar keempat dunia telah menjadi potensi pertumbuhan konsumsi sarung tangan kesehatan yang tinggi,” ungkap dia.

Baca juga: Produsen Cetakan Sarung Tangan Karet Fokus Bidik Ekspor

Indonesia memiliki potensi pertumbuhan produksi sarung tangan kesehatan yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan global. Berdasarkan data MARGMA, dengan pertumbuhan permintaan hingga 300 miliar sarung tangan tahun 2019, kontribusi pangsa pasar terbesar masih dari Malaysia, yaitu 63 persen, diikuti Thailand dan China dengan 18 persen dan 10 persen.

Indonesia hanya memiliki pangsa pasar 3 persen.

“Ini merupakan potensi besar bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di industri sarung tangan karet, bahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja dengan jumlah penduduk saat ini, potensi Indonesia cukup besar,” kata Ridwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com