Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini, Orang Kaya Banyak Berinvestasi untuk Pendidikan dan Kesehatan

Kompas.com - 07/05/2019, 13:06 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber Money

NEW YORK, KOMPAS.com - Selama ini, kepemilikan tas bermerek, jam tangan mahal, atau mobil sport dengan merek ternama menjadi salah satu simbol yang menunjukkan status kekayaan seseorang.

Namun nampaknya, tren tersebut kian bergeser. Seperti dikutip dari Money.com, Selasa (7/5/2019) kini, orang-orang superkaya lebih memilih untuk menggunakan uang mereka untuk keamanan dan privasi.

Salah satunya dengan membeli properti atau rumah di lokasi-lokasi yang tidak terdeteksi Google Street View.

Seorang Profesor Kebijakan Publik di University of Southern California Elizabeth Currid-Halkett menyatakan, pengeluaran dari 1 persen penduduk AS yang masuk dalam kategori superkaya untuk produk-produk yang bersifat materialistik kian berkurang.

Baca juga: Cara yang Tepat Berinvestasi di Sektor Real Estate

Mengutip data dari Survei Pengeluara Konsumen Amerika Serikat, Currid-Halkett mengatakan tren tersebut tidak hanya terjadi di kalangan jutawan atau miliarder saja, tetapi juga kelompok masyarakat yang dia sebut dengan 'the aspirational class'.

"Elite baru ini memperkuat statusnya dengan memperkaya pengetahuan serta membangun modal budaya. (Mereka cenderung) menghindari materialisme, dan orang kaya berinvestasi lebih banyak dalam bidang pendidikan, pensiun, dan kesehatan, yang sifatnya immaterial, namun harganya berkali-kali lebih mahal daripada tas tangan mana pun yang bisa dibeli oleh konsumen berpenghasilan menengah,” ujar Currid-Halkett.

Konsumsi yang tidak mencolok itu seringkali tidak diperhatikan oleh kelas menengah, tetapi diperhatikan oleh sesama elit adalah hal yang membuatnya sangat bijaksana. Currid-Halkett menggambarkannya sebagai singkatan bagi elite untuk "menandai modal budaya mereka" satu sama lain.

Baca juga: 7 Kesalahan Finansial Ini Dihindari oleh Orang Kaya

Ini "mereproduksi hak istimewa" dengan cara yang tidak bisa memamerkan kemewahan, katanya.

Dia menjelaskan, konsumsi yang tidak mencolok dalam bentuk pendidikan atau investasi hari tua tersebut seringkali tidak diperhatikan oleh kelas menengah, tetapi diperhatikan oleh sesama elit. Menurut dia, para elit tersebut "mereproduksi hak istimewa" tanpa memamerkan kemewahan.

Dengan menonjolkan pengetahuan pengetahuan seseorang bisa mengekspresikan modal budaya tersebut, serta memberikan seseorang kesempatan untuk menaiki tangga sosial dan membuat koneksi.

"Singkatnya, konsumsi yang tidak mencolok memberi mobilitas sosial," sebut dia.

Baca juga: Jumlah Orang Kaya di Hong Kong Merosot karena Perang Dagang

Sementara untuk kesehatan, pada 2015 majalah Vogue pernah menyebutkan, kesehatan dan kesejahteraan sebagai simbol kemewahan.

Dan dalam sebuah analisisnya tahun lalu, kolumnis Financial Times Simon Kuper menulis bahwa kaum elit mengeluarkan relatif sedikit untuk produk kecantikan, tetapi lebih banyak untuk olahraga karena muncul kesadaran bahwa tubuh (seperti makanan) harus terlihat alami.

Penduduk New York pun disebutkan rela membayar 900 dollar AS per bulan atau setara sekira Rp 12,8 juta untuk menjadi anggota gym eliet Manhattan's Performix House.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Money
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com