Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, 6 Kebiasaan Unik Investasi Milenial Ini Patut Disimak

Kompas.com - 08/05/2019, 13:17 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Generasi milenial dipandang memiliki perilaku yang berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Ini termasuk pula perilaku dalam berinvestasi.

Namun, bukan berarti perilaku investasi milenial tidak patut untuk dipelajari. Generasi-generasi sebelum maupun setelah milenial pun dapat mempelajari perilaku investasi milenial.

Dikutip dari The Balance, Rabu (8/5/2019) berikut ini adalah kebiasaan investasi unik milenial yang patut Anda pelajari.

1. Dana pensiun belum jadi prioritas

Tidak mengejutkan bahwa menyisihkan pendapatan untuk pensiun belum jadi prioritas bagi sebagian besar milenial. Sebuah survei yang dilakukan di AS bertajuk The 18th Annual Transamerica Retirement menyebut hanya 45 persen milenial yang menjadikan dana pensiun sebagai prioritas keuangan mereka.

Sementara itu, 67 persen milenial mengaku membayar utang sebagai prioritas mereka.

Baca juga: 4 Pertanyaan Besar Milenial soal Mengelola Uang

2. Menghindari risiko

Banyak milenial yang masih ingat kondisi krisis keuangan global. Dalam kondisi tersebut, tidak sedikit anggota keluarganya kehilangan harta di pasar modal atau pekerjaan.

Ingatan tersebut membuat mereka menghindari risiko investasi di pasar modal. Survei yang dilakukan Bankrate menyebut bahwa 30 persen milenial memandang uang tunai sebagai investasi favorit mereka, sementara generasi-generasi lainnya menyebut saham.

3. Ingin pensiun tepat waktu atau lebih cepat

Riset menunjukkan bahwa milenial tidak berkeinginan bekerja sampai tua. Meskipun 69 persen generasi baby boomers mengatakan ingin bekerja hingga melampaui usia 65 tahun, namun 58 persen milenial menyatakan ingin sudah pensiun pada usia tersebut.

Hal ini berdasarkan survei bertajuk Transamerica Retirement Survey. Bahkan, banyak milenial yang disurvei mengatakan mereka berharap dapat pensiun lebih cepat.

Baca juga: Milenial, Ini Asuransi Jiwa yang Cocok Untukmu

4. Investasi sosial menjadi penting

Ada peningkatan minat pada investasi yang bertanggung jawab secara sosial, yakni memberikan return berupa kebaikan sosial atau lingkungan. Peningkatan ini berkat meningkatnya minat milenial.

Laporan Morgan Stanley pada 2018 lalu menunjukkan, 86 persen investor milenial tertarik pada investasi berkelanjutan. Morgan Stanley pun menyatakan bahwa milenial dua kali lebih besar kemungkinannya untuk tertarik pada investasi di perusahaan-perusahaan yang menargetkan tujuan sosial maupun lingkungan.

Ilustrasi investasiTHINKSTOCKS/RIKKYAL Ilustrasi investasi

5. Menyukai investasi yang sederhana

Ketika milenial berinvestasi, mereka menghindari investasi yang rumit. Milenial pun menjadi pendorong utama pertumbuhan signifikan pada investasi reksa dana, yang memiliki rasio biaya yang rendah dan dirancang untuk pergerakan indeks individu atau pasar saham secara keseluruhan.

Baca juga: Mau Investasi? Ini Tempat Beli Reksa Dana ‘Online’

6. Minim dana darurat

Anda memang disarankan untuk memiliki dana darurat setara beberpa bulan biaya hidup. Tujuan dana darurat ini adalah untuk digunakan ketika kondisi darurat yang tak diduga, seperti ketika sakit, renovasi rumah, atau ketika kendaraan bermasalah.

Survei yang dilakukan Transamerica menyebut bahwa seperempat milenial hanya memiliki dana darurat kurang dari 1.000 dollar AS atau setara sekira Rp 14,3 juta. Namun, ketimbang generasi-generasi lainnya, milenial lebih cepat menabung.

Secara rata-rata, milenial mulai menabung pada usia 24 tahun. Sementara itu, baby boomers mulai menabung pada usia 35 tahun dan Gen X pada usia 30 tahun.

Baca juga: Kenapa Dana Darurat Penting?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com