JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menganggap perlu mendongkrak produk-produk reksa dana syariah di Indonesia. Deputi Direktur Pasar Modal Syariah OJK) Muhammad Thoriq mengatakan, dana kelolaan reksa dana syariah sebesar Rp 35,8 triliun.
Namun, angka tersebut masih jauh di bawah dana kelolaan reksa dana konvensional. Jika dibandingkan, kontribusi reksa dana syariah hanya 7 persen dari total industri.
Jumlah produknya pun masih sedikit, sekitar 134 produk. Namun, jika dibandingkan lima tahun lalu, terlihat peningkatan yang signifikan.
"Kelihatannya memang kecil, tapi lima tahun ke belakang reksa dana syariah angkanya baru Rp 10-11 triliun," ujar Thoriq di Jakarta, Kamis (10/5/2019).
Baca juga: Cukup Rp 10.000, Anda Bisa Punya Reksa Dana Syariah
Jika dipersentasekan, kenaikan dana kelolanya mencapai lebih dari 200 persen. Sementara itu, investor reksa dana syariah sekitar 102.000 dari sekitar hampir 1,3 juta investor reksa dana.
Padahal, Indonesia sebagai negara mayoritas muslim punya potensi besar untuk menggunakan instrumen syariah untuk berinvestasi. Sebanyak 87 persen populasi Indonesia memeluk agama Islam.
Namun, nilai kelolaan reksa dana syariah di Indonesia yang setara 2 miliar dollar AS masih kalah dibandingkan Malaysia sebesar 28,4 miliar dollar AS pada 2017.
"Kita ambil 50 persennya saja populasi muslim kita ke syariah, sudah besar pangsa syariahnya," kata Thoriq.
Baca juga: Mau Investasi? Ini Tempat Beli Reksa Dana ‘Online’
Untuk meningkatkan inklusi produk syariah, khususnya reksa dana, OJK telah mernacang roadmap pengembangan pasar uang syariah. Catanya dengan menciptakan pasar di mana terdpata permintaan dan produk yang disediakan.
"Kami ciptakan supply-demand lewat penguatan regulasi, sinergi. Kita koordinasi dengan stakeholder lainnya," tutur Thoriq.
Selain itu, OJK juga mengembangkan sumber daya manusia lebih baik. Riset OJK menunjukkan bahwa literasi masyarakat Indonesia mengenai industri syariah masih rendah. Tak hanya masyarakat biasa, tapi juga pelaku pasarnya.
"Yang terakhir, promosi. Karena kita ini punya produk bagus, tapi orang-orang enggak tahu," imbuh dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.