Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Rawan Banjir, Kementan Minta Petani Asuransikan Sawahnya

Kompas.com - 11/05/2019, 09:55 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) dorong petani manfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) akibat curah hujan tinggi yang sedang terjadi. Sawah di beberapa tempat pun terkena banjir dan merugikan petani.

Melalui asuransi, petani yang sawahnya terkena banjir dan serangan organisme penganggu tumbuhan (OPT) akan mendapat klaim (ganti) Rp 6 juta per hektar (ha). Mereka bisa memperoleh ini dengan hanya membayar premi Rp 36.000 per ha per musim.
 
Menurut Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, harga premi AUTP itu relatif sangat murah. Manfaatnya sangat besar bagi petani, terutama di musim hujan.

"Hanya seharga dua bungkus rokok, petani yang sawahnya kebanjiran dapat ganti Rp 6 juta per ha," ujar Sarwo Edhy melalui keterangan rilis, Rabu (8/5/2019)

Premi AUTP murah karena program Kementan ini masih disubsidi pemerintah Rp 144.000 per ha.
 
AUTP oun menjadi upaya utuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana seperti banjir, kekeringan, atau serangan OPT.
 
Tidak hanya diperuntukkan bagi petani yang lahan sawahnya berada di kawasan rawan bencana dan serangan OPT, AUTP juga untuk petani yang lahan sawahnya aman dari bencana.
 
"AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP, " ujar Sarwo Edhy.

Data Kementan menyebutkan, jumlah petani peserta AUTP dari tahun ke tahun terus meningkat. 

 
Tercatat,  dari target  1 juta ha, realisasi AUTP pada 2018 tercapai 806.199,64 ha atau 80,62 persen. Sementara itu klaim kerugian yang diajukan petani mencapai 12.194 ha atau sebesar 1,51 persen.

Sarwo Edhy mengatakan, pengembangan AUTP pun tak menemui banyak kendala. Jadi, pembayaran klaim yang dilakukan PT. Jasindo sampai kini tetap lancar.

Bahkan, untuk mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi, Kementan bersama PT Jasindo menerbitkan layanan berbasis online melalui Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP). 

Selain mendorong ke AUTP, Sarwo Edhy juga meminta para petani selalu siaga dengan pompa air bantuan pemerintah. Tujuannya, agar bisa langsung digunakan saat lahan pertanian mengalami banjir.

"Para kelompok tani sudah mendapat bantuan pompa air. Ini bisa langsung digunakan menyedot air banjir agar tanaman tidak terlalu lama terendam. Namun bila sudah terselamatkan, Kementan akan membantu benih bagi yang belum ter-cover AUTP," pungkas Sarwo Edhy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com