Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Pribadi Dijual Bebas, dari Gaji hingga Info Kemampuan Finansial

Kompas.com - 13/05/2019, 08:17 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Informasi data pribadi diperjualbelikan secara bebas dengan harga bervariasi di kalangan tenaga pemasaran kartu kredit. Begitu hasil dari investigasi Kompas.

Data yang dijual berisi informasi nama, nomor telepon, alamat, hingga nama orangtua. Namun, ada juga yang dilengkapi dengan informasi kemampuan finansial pemiliknya.

Data pribadi tanpa dilengkapi kemampuan finansial dijual Rp 300 per data. Sementara yang dilengkapi informasi kemampuan finansial pemiliknya dibanderol Rp 20.000-Rp 50.000 per data.

Seperti dilansir Kompas, Senin (13/5/2019), RF, seorang tenaga pemasaran kartu kredit, pada pertengahan bulan lalu, menawarkan 1.101 data nasabah seharga Rp 350.000 atau sekitar Rp 318 per data.

Baca juga: Cegah Pencurian Data, Keamanan Siber Harus Ditingkatkan

Ia mengklaim seluruh data itu merupakan data pribadi nasabah yang mengajukan aplikasi kartu kredit salah satu bank swasta pada 2017-2018.

“Data ini berisi data nasabah CC (credit card),” katanya.

Kompas lantas menghubungi Yanti (45), salah satu nama dalam data pribadi yang dijual RF. Ia mengakui bahwa seluruh informasi terkait dirinya di data itu benar, mulai dari nama lengkap, nomor telepon seluler, nomor kartu kredit, alamat rumah dan kantor, tanggal lahir, hingga nama ibu kandung.

Namun, Yanti mengaku bukanlah nasabah kartu kredit bank swasta seperti yang diklaim RF, melainkan nasabah kartu kredit salah satu bank milik badan usaha milik negara.

Lumrah

Menurut koordinator pemasaran kartu kredit salah satu bank di Jakarta Pusat, JS, pembelian data pribadi dari karyawan bank sudah lumrah di kalangan tenaga pemasaran kartu kredit.

Kata JS, data pribadi yang kualitasnya bagus bisa dijual Rp 1 juta untuk 50 data atau Rp 20.000 per data. Data tipe ini dilengkapi informasi gaji dan ditambah informasi keuangan dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut JS, kadang ada karyawan bank yang bersedia dibayar untuk memberikan data pribadi nasabah. Komisinya sebesar Rp 50.000 untuk setiap data yang disetujui pengajuan kartu kreditnya oleh bank.

JS dan anak buahnya bisa meraup jutaan rupiah dari penjualan data diri nasabah. Selain dapat Rp 1 juta untuk 50 data pribadi yang dijual, ada juga komisi Rp 200.000 untuk kartu kredit jenis gold dan Rp 400.000 untuk jenis platinum yang disetujui bank.

Baca juga: Waspada Pencurian Data Pribadi di E-Commerce, Ini Tips Menghindarinya

HL Harian KompasHarian Kompas HL Harian Kompas
Selain itu, JS mengatakan, jika datanya bagus, dari 50 ada peluang 30-40 orang di dalamnya bersedia mengajukan permohonan kartu kredit jenis platinum. Total komisi yang bisa diraup JS dan anak buahnya pun bisa mencapai Rp 12 juta hingga Rp 16 juta.

JS mengaku memang tidak setiap saat data bagus itu tersedia. Ia pun mengaku hanya membeli data pribadi jika ia terdesak harus memenuhi target aplikasi kartu kredit.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com