Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Praktik Bebas Jual Beli Data Pribadi, Ini Tarifnya

Kompas.com - 13/05/2019, 10:11 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anda nasabah perbankan? sering ditawari membuat kartu kredit?. Wajar bila itu datang dari bank yang menjadi bank Anda.

Tetapi bagaimana bila tawaran itu datang dari dari pihak lain? Padahal Anda merasa tak pernah memberikan data pribadi, mulai nama lengkap hingga nomor telepon.

Berdasarkan investigasi Kompas, ditemukan praktik jual beli data pribadi nasabah di kalangan tenaga pemasaran kartu kredit dengan harga bervariasi.

Data yang dijual secara bebas itu tak hanya berupa nama, alamat dan nomor telepon atau nama ibu kandung, tetapi juga informasi gaji hingga kemampuan finansial nasabah.

Baca juga: Data Pribadi Dijual Bebas, dari Gaji hingga Info Kemampuan Finansial

Dikutip dari Harian Kompas, Senin (13/5/2019), data itu dijual mulai Rp 300 hingga Rp 50.000 per data. Harga penjualan tergantung informasi di dalam data tersebut.

Bila data memuat informasi nama, nomor telepon, alamat, hingga nama orangtua, tanpa dilengkapi kemampuan finansialnya, dijual Rp 300 per data.

Namun untuk data yang dilengkapi informasi kemampuan finansial pemiliknya, dihargai Rp 20.000 hingga Rp 50.000 per data.

Informasi ini didapatkan dari seorang tenaga pemasaran kartu kredit berinisial RF, sempat menawarkan 1.101 data nasabah seharga Rp 350.000 kepada Kompas pada pertengahan bulan lalu, atau sekitar Rp 318 per data.

“Data ini berisi data nasabah cc (credit card),” katanya.

Baca juga: Kominfo Bakal Kaji UU Khusus Pertukaran Data Pribadi untuk Fintech

Sementara itu JS, koordinator pemasaran kartu kredit salah satu bank di Jakarta Pusat  mengungkapkan, praktik jual beli data nasabah sudah lumrah.

Para tenaga pemasaran kartu kredit mendapatkan data itu dari karyawan bank.

Kadang JS dan anak buahnya juga memberikan komisi kepada karyawan bank Rp 50.000 untuk setiap data yang disetujui pengajuan kartu kreditnya oleh bank.

Menurut JS, data pribadi yang kualitasnya bagus bisa dijual Rp 1 juta untuk 50 data, atau Rp 20.000 per data.

Data tipe ini dilengkapi informasi gaji dan ditambah informasi keuangan dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bahkan jual beli data nasabah juga dilakukan secara online. Harganya jauh lebih murah lagi. Setiap data yang dijual mulai dari Rp 0,1 hingga Rp 16 per data.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Investor Buru Unicorn Indonesia karena Data...

Misalnya penjualan data pribadi di situs www.temanmarketing.com yang diajukan lewat percakapan di Whatsapp. Pemilik situs ini sudah ditangkap Polda Metro Jaya pada April 2018.

Lewat aplikasi WA, pembeli bisa mendapat 21.441 data seharga Rp 350.000, atau sekitar Rp 16 per data.

Operator www.temanmarketing.com mengklaim bahwa seluruh data itu adalah nasabah kartu kredit.

Datanya dibagi atas kelompok laki-laki nasabah kartu kredit prioritas sebanyak 11.438 data, dan kelompok nasabah kartu kredit salah satu bank BUMN sebanyak 10.003 data.

Disarikan dari pemberitaan Harian Kompas, 13 Mei 2019, dengan judul  Data Pribadi Dijual Bebas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com