Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JP Morgan: Perang Dagang AS-China Awal Penataan Kembali Perdagangan Global

Kompas.com - 13/05/2019, 16:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Menurut seorang analis, perdagangan pasti akan tetap menjadi isi utama di tahun-tahun berikutnya meski hubungan antar negara mungkin akan bergeser hingga beberapa tahun ke depan.

Prediksi analis tersebut datang ketika AS dan China terus bersikeras menaikkan tarif produk-produknya dan bersiap dalam perang dagang yang ditaksir bakal mengguncang pasar global.

"Kenaikan tarif ini sontak membuat kejutan di pasar global. Ketika negara-negara termasuk China, semakin banyak berkuasa di panggung global, para investor harus menata kembali perdagangan ke depan," kata James Sullivan, kepala riset ekuitas Asia-Jepang di JP Morgan seperti dikutip dari CNBC, Senin (13/5/2019).

Baca juga: Perang Dagang, Investor Tarik 20 Miliar Dollar AS dari Pasar Saham Global dalam Sepekan

Sullivan mengatakan, kesepakatan kenaikan tarif ini juga akan menjadi latar belakang pasar global untuk 10 tahun ke depan dan penyusunan struktur perdagangan global secara keseluruhan.

"Pembicaraan perdagangan ini sekarang menjadi bagian dari latar belakang pasar global untuk 10 tahun ke depan. Negara-negara akan menyusun kembali struktur global secara keseluruhan,” sebut dia.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump bersikeras menaikkan tarif barang-barang China yang diimpor ke AS menjadi 25 persen senilai 200 miliar dollar AS yang semula hanya 10 persen. China pun segera mengancam akan menaikkan tarif produk AS di negeri tirai bambu tersebut.

Baca juga: Perang Dagang, China Siap Membalas jika Trump Jadi Naikkan Tarif Impor

Namun, hingga kini belum ada kesepakatan antara dua negara ini. Kendati begitu, Trump tetap menaikkan harga produk China hingga 25 persen.

Trump pun sempat mengancam China untuk segera menyetujui kenaikkan tarif sebelum tahun 2020 saat dia akan terpilih kembali menjadi Presiden AS untuk kedua kalinya.

Trump mengganggap China menunda kesepakatan dan berharap lawan politiknya bisa menduduki kursi jabatan di tahun 2020 sehingga China bisa mendapat kesepakatan yang lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com