Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idealnya, Besaran Investasi dan Tabungan 20 Persen dari Pendapatan

Kompas.com - 15/05/2019, 05:45 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perencana Keuangan Reny K Azhuri mengatakan, dalam merancang postur keuangan, harus melakukan pembagian pos pengeluaran dari pendapatan bulanan.

Reny menyarankan untuk menerapkan skema 10-20-30-40 untuk biaya sosial, tabungan, cicilan, hingga kebutuhan sehari-hari. Salah satu pos yang jadi prioritas yakni investasi dan tabungan. Idealnya, Anda menyisihkan 20 persen pendapatan di awal untuk tabungan masa depan.

"Tabungan dan investasi itu disisihkan, bukan disisakan. Buatlah agar diri sendiri kepepet agar bisa hidup dengan uang segitunya," ujar Reny di Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Jika gaji bulanan pas-pasan, maka ada porsi pengeluaran yang harus mengalah. Misalnya, mengendalikan kebiasaan untuk berbelanja di mall yang tadinya seminggu sekali menjadi sebulan sekali. Selain itu, mengontrol pengeluaran untuk kebutuhan yang tak begitu penting.

"Saya survei ke kementerian yang saya ajar, mereka bisa saving ratusan ribu rupiah bahkan jutaan perbulan," kata Reny.

Selain itu, sisihkan juga 10 persen untuk biaya sosial. Anggaran yang termasuk biaya sosial antara lain sedekah, hadiah untuk teman, amplop kondangan, hingga santunan untuk kerabat yang sakit. Kalaupun bulan itu pos biaya sosial tak terpakai, langsung larikan ke pos tabungan.

"Karena suatu saat akan ada kebutuhan yang numpuk di bulan berikutnya. Supaya sewaktu-waktu dibutuhkan, tidak mengganggu cashflow," kata Reny.

Setelah itu, sebesar 30 persen dari pendapatan dialokasikan untuk pembayaran cicilan dan utang. Reny menekankan, upayakan cicilan dan utang tak lebih dari 30 persen dari pendapatan. Jika lebih dari itu, kata Reny, maka arus kas bisa goyang. Berhitanglah hanya jika diperlukan.

"Terakhir, 40 persennya untuk biaya kebutuhan. Kalau kebutuhannua mau naik, cicilannya dikurangi," kata Reny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com