BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sampoerna

Hadapi Era Digital, UKM Indonesia Siap Berjaya

Kompas.com - 16/05/2019, 16:11 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kreativitas dalam mengemas inovasi terbaru untuk menahan laju gempuran industri yang serba digital saat ini nampaknya diperlukan oleh peritel usaha kecil menengah (UKM).

Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk UKM bisa bertahan di era revolusi industri 4.0.

Memang, tantangan untuk bisa bertahan pada era ini cukup besar. Melansir data riset UKM Center FEB UI, tantangan terbesar bagi UKM untuk terus berkembang adalah mengatasi persaingan bisnis, memperluas akses pasar, dan mengikuti laju perkembangan teknologi yang begitu pesat.

Terkait hal itu, Kepala UKMC FEB UI, T. M Zakir Sjukur Machmud mengungkapkan, pemanfaatan teknologi dalam sektor ekonomi saat ini justru menjadikan pasar UKM tidak lagi terbatas wilayah dan waktu.

“Melalui kemunculan pasar komersial di platform daring, para pelaku UKM dapat memperluas akses pasar yang bukan lagi menjadi tantangan, melainkan dapat ditangkap sebagai peluang oleh UKM, termasuk sektor ritel,” ujarnya sesuai rilis yang Kompas.com terima, Rabu (8/5/2019).

Terkait hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy N. Mandey pun angkat bicara. Ia menyampaikan bahwa sebagian besar peritel sudah adaptif terhadap perkembangan teknologi.

“Saat ini ada perubahan pola belanja konsumen yang menuntut peritel juga mengembangkan digital. Namun, masih banyak peritel lokal yang belum go digital. Padahal, jika UKM di Indonesia mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang masif dan cepat, ini dapat mendorong pertumbuhan UKM di Indonesia,” ungkap Roy.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia memainkan peran yang begitu penting untuk mendukung keberadaan UKM. Hal tersebut karena UKM, terutama sektor ritel, merupakan motor penggerak ekonomi terbesar di Indonesia.

Dalam menghadapi tantangan era industri 4.0, pemerintah pun memiliki program prioritas dalam memberdayakan UKM dalam aspek pengembangan kapabilitas dan daya saing.

Berdasarkan data APRINDO, dukungan pemerintah membuat pertumbuhan industri ritel meningkat sekitar 9 persen hingga 10 persen pada 2018.

Selain itu, ritel tradisional juga mengalami pertumbuhan di atas 15 persen setiap tahunnya dengan proyeksi pembukaan 1.000 gerai mini market per tahun di seluruh Indonesia.

Dukungan Pihak Swasta

Tak hanya pemerintah yang punya andil dalam mengembangkan potensi UKM di Indonesia, tetapi juga pihak swasta bisa memberikan sumbangsihnya.

Untuk dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, diperlukan kerja sama yang apik antara pemerintah dan pihak swasta untuk dapat memberikan hasil bersifat jangka panjang.

Hari Ulang Tahun Sampoerna Retail Community (SRC).Dok Humas PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Hari Ulang Tahun Sampoerna Retail Community (SRC).

Dalam hal kerja sama ini, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) pun sudah mengambil bagian. Direktur Urusan Eksternal Sampoerna Elvira Lianita mengatakan, Sampoerna telah mendukung program pemerintah melalui pembinaan terhadap toko kelontong.

“Pembinaan yang secara khusus ditangani oleh Sampoerna Retail Community (SRC) ini pun sudah dimulai sejak 11 tahun yang lalu. Terhitung sejak pertama kali berdiri, SRC telah menjangkau jaringan sebanyak 105.000 toko kelontong di 34 provinsi di Indonesia,” ujar Elvira.

Selain itu, lanjutnya, untuk mendukung UKM mampu bersaing di era digital ini, SRC secara khusus meluncurkan identitas baru serta mengembangkan aplikasi “Ayo SRC” dan “Pojok Lokal”.

Dengan meluncurkan identitas baru, SRC mendorong lebih banyak keikutsertaan para pelaku usaha ritel lainnya dalam pengembangan potensi lokal.

Sementara itu, aplikasi “Ayo SRC” merupakan terobosan inovatif untuk memudahkan akses para anggota untuk saling berbagi ilmu bisnis, mendapat informasi mengenai pembinaan UKM Sampoerna, dan memudahkan proses pengelolaan toko.

Terakhir, ada “Pojok Lokal” yang berfungsi sebagai pendekatan usaha demi mendorong ekonomi masyarakat dengan mempromosikan produk UKM lokal di daerah setempat.

SRC pun mengajak masyarakat sekitar untuk berbelanja di toko kelontong yang lebih dekat dari rumah mereka. Hal ini merupakan salah satu upaya mendorong ekonomi kerakyatan di daerah melalui slogan “Berbelanja Dekat Rumah”.

Dengan begini, para pelaku usaha kecil menengah tak perlu risau akan kehadiran era digital. Sebaliknya, mereka harus memaksimalkan perangkat digital agar tetap berjaya.

Hadapi Era Digital, UKM Indonesia Siap Berjaya!

KOMPAS.com – Kreativitas dalam mengemas inovasi terbaru untuk menahan laju gempuran industri yang serba digital saat ini nampaknya diperlukan oleh peritel usaha kecil menengah (UKM).

Hal ini juga merupakan salah satu upaya untuk UKM bisa bertahan di era revolusi industri 4.0.

Memang, tantangan untuk bisa bertahan pada era ini cukup besar. Melansir data riset UKM Center FEB UI, tantangan terbesar bagi UKM untuk terus berkembang adalah mengatasi persaingan bisnis, memperluas akses pasar, dan mengikuti laju perkembangan teknologi yang begitu pesat.

Terkait hal itu, Kepala UKMC FEB UI, T. M Zakir Sjukur Machmud mengungkapkan, pemanfaatan teknologi dalam sektor ekonomi saat ini justru menjadikan pasar UKM tidak lagi terbatas wilayah dan waktu.

“Melalui kemunculan pasar komersial di platform daring, para pelaku UKM dapat memperluas akses pasar yang bukan lagi menjadi tantangan, melainkan dapat ditangkap sebagai peluang oleh UKM, termasuk sektor ritel,” ujarnya sesuai rilis yang Kompas.com terima, Rabu (8/5/2019).

Terkait hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy N. Mandey pun angkat bicara. Ia menyampaikan bahwa sebagian besar peritel sudah adaptif terhadap perkembangan teknologi.

“Saat ini ada perubahan pola belanja konsumen yang menuntut peritel juga mengembangkan digital. Namun, masih banyak peritel lokal yang belum go digital. Padahal, jika UKM di Indonesia mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang masif dan cepat, ini dapat mendorong pertumbuhan UKM di Indonesia,” ungkap Roy.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia memainkan peran yang begitu penting untuk mendukung keberadaan UKM. Hal tersebut karena UKM, terutama sektor ritel, merupakan motor penggerak ekonomi terbesar di Indonesia.

Dalam menghadapi tantangan era industri 4.0, pemerintah pun memiliki program prioritas dalam memberdayakan UKM dalam aspek pengembangan kapabilitas dan daya saing.

Berdasarkan data APRINDO, dukungan pemerintah membuat pertumbuhan industri ritel meningkat sekitar 9 persen hingga 10 persen pada 2018.

Selain itu, ritel tradisional juga mengalami pertumbuhan di atas 15 persen setiap tahunnya dengan proyeksi pembukaan 1.000 gerai mini market per tahun di seluruh Indonesia.

Dukungan Pihak Swasta

Tak hanya pemerintah yang punya andil dalam mengembangkan potensi UKM di Indonesia, tetapi juga pihak swasta bisa memberikan sumbangsihnya.

Untuk dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, diperlukan kerja sama yang apik antara pemerintah dan pihak swasta untuk dapat memberikan hasil bersifat jangka panjang.

Dalam hal kerja sama ini, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) pun sudah mengambil bagian. Direktur Urusan Eksternal Sampoerna Elvira Lianita mengatakan, Sampoerna telah mendukung program pemerintah melalui pembinaan terhadap toko kelontong.

“Pembinaan yang secara khusus ditangani oleh Sampoerna Retail Community (SRC) ini pun sudah dimulai sejak 11 tahun yang lalu. Terhitung sejak pertama kali berdiri, SRC telah menjangkau jaringan sebanyak 105.000 toko kelontong di 34 provinsi di Indonesia,” ujar Elvira.

Selain itu, lanjutnya, untuk mendukung UKM mampu bersaing di era digital ini, SRC secara khusus meluncurkan identitas baru serta mengembangkan aplikasi “Ayo SRC” dan “Pojok Lokal”.

Dengan meluncurkan identitas baru, SRC mendorong lebih banyak keikutsertaan para pelaku usaha ritel lainnya dalam pengembangan potensi lokal.

Sementara itu, aplikasi “Ayo SRC” merupakan terobosan inovatif untuk memudahkan akses para anggota untuk saling berbagi ilmu bisnis, mendapat informasi mengenai pembinaan UKM Sampoerna, dan memudahkan proses pengelolaan toko.

Terakhir, ada “Pojok Lokal” yang berfungsi sebagai pendekatan usaha demi mendorong ekonomi masyarakat dengan mempromosikan produk UKM lokal di daerah setempat.

SRC pun mengajak masyarakat sekitar untuk berbelanja di toko kelontong yang lebih dekat dari rumah mereka. Hal ini merupakan salah satu upaya mendorong ekonomi kerakyatan di daerah melalui slogan “Berbelanja Dekat Rumah”.

Dengan begini, para pelaku usaha kecil menengah tak perlu risau akan kehadiran era digital. Sebaliknya, mereka harus memaksimalkan perangkat digital agar tetap berjaya.

 


 


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com