Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Infrastruktur Meningkat, Defisit Transaksi Berjalan Diprediksi Melebar

Kompas.com - 16/05/2019, 16:57 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Neraca perdagangan April 2019 kembali ke zona defisit setelah mengalami surplus selama dua bulan berturut-turut pada Februari dan Maret.

Meski begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa defisit transaksi berjalan di kuartal I 2019 mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Pada kuartal IV 2018, defisit sebesar minus 3,6 persen dari PDB. Sementara pada kuartal I 2019 membaik menjadi minus 2,6 persen.

Namun, jika dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya, defisit mengalami kenaikan 34 persen. Ekonom DBS Group Research Masyita Crystallin memprediksi defisit akan semakin curam di kuartal II 2019.

"Kami berpendapat bahwa defisit transaksi berjalan kemungkinan melebar pada kuartal II 2019 dan seterusnya," ujar Masyita dalam keterangan tertulis, Kamis (16/5/2019).

Baca juga: Kuartal I 2019, Defisit Transaksi Berjalan RI 2,6 Persen dari PDB

Masyita mengatakan, salah satu penyebabnya adalah pembangunan infastruktur yang kian masif pasca pemilu. Saat ini pemerintah telah mencanangkan pembangunan beberapa sarana umum seperti Tol Becakayu, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, dan sebagainya.

Selain itu juga masih ada tekanan kenaikan harga minyak dan peningkatan perang dagang AS-China yang akan berdampak negatif pada perdagangan Asia.

"Pertumbuhan ekspor akan tetap lemah di Asia. Data perdagangan Singapura, India, dan Indonesia diperkirakan tetap lemah," kata Masyita.

Baca juga: Proyek Infrastruktur Sumbang 6 Miliar Dollar AS ke Defisit Transaksi Berjalan

Selain itu, meski inflasi cenderung rendah, Bank Indonesia tetap menahan diri untuk menjaga suku bunga di level 6 persen dan tak menurunkannya. Sebab, pertumbuhan PDB tetap kuat jika dibandingkan dengan perlambatan yang lebih dalam di seluruh Asia.

"Sementara rupiah kemungkian tetap di bawah tekanan karena ketegangan perdagangan AS-China meningkat dan defisit transaksi berjalan melebar," jelas Masyita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com