Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Buktikan, Media Sosial Bikin Milenial Belanja Berlebihan

Kompas.com - 17/05/2019, 16:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Media sosial tidak hanya berfungsi untuk terhubung dengan keluarga, teman, maupun jejaring. Media sosial pun menjadi sarana meraup untung lewat bisnis dan berbelanja.

Pun ternyata, menurut survei yang dilakukan baru-baru ini, media sosial cenderung menggoda seseorang untuk membelanjakan uangnya.

Dikutip dari CNBC, Jumat (17/5/2019), sebanyak 49 persen milenial (usia 23-38 tahun) menyatakan media sosial memengaruhi mereka untuk membelanjakan uang untuk menikmati pengalaman. Ini berdasarkan survei bertajuk 2019 Modern Wealth yang dilakukan oleh Schwab.

Angka tersebut lebih tinggi ketimbang generasi-generasi lainnya, yakni Gen Z (44 persen), Gen X (28 persen), dan baby boomers (16 persen).

Baca juga: Anda Tak Sadar Terlalu Banyak Belanja? Kenali 5 Tandanya

Selain itu, sebanyak 48 persen milenial mengatakan mereka belanja berlebihan ketika membagikannya ke teman-temannya di media sosial, apakah itu berupa makan di luar atau liburan bersama-sama.

Farnoosh Torabi, penulis tentang keuangan personal dan pengasuh podcast So Money menjelaskan, media sosial semakin memiliki dampak besar terhadap bagaimana kita berbelanja.

"Kita semua menghabiskan waktu, sangat lama, di media sosial. Kita cenderung belanja berlebih karena melihat gaya hidup di Instagram maupun Facebook," ujar Torabi.

Baca juga: Kondisi Geografis RI dan Perilaku Belanja Jadi Pemicu Menjamurnya e-Commerce

Ini bukan kali pertama survei menyimpulkan bahwa media sosial memengaruhi belanja. Pada 2018 lalu, menurut survei Allianz Life Insurance, sebanyak 57 persen milenial dilaporkan belanja tanpa perencanaan karena apa yang mereka lihat di media sosial.

"Milenial merasakan stres yang besar, salah satu penyebabnya adalah pengaruh media sosial," sebut Terri Kallsen, EVP hubungan investor di Schwab.

Penyebabnya adalah sebagian besar milenial lebih memperhatikan apa yang dibelanjakan oleh teman-teman mereka, bukan bagaimana mereka menabung.

"Belanja bukan musuh, namun ketika kita mengizinkan tekanan sosial atau tekanan lainya menggoda kita untuk belanja di luar kemampuan, ini dapat memengaruhi stabilitas keuangan jangka panjang, atau permasalahan yang lebih besar," imbuh Kallsen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com