Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Industri Ritel Terhambat Kondisi Politik yang Memanas

Kompas.com - 20/05/2019, 13:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengaku tahun ini masih akan menjadi tahun yang sulit bagi pengusaha ritel. Iklim politik yang panas serta belum pulihnya daya beli masyarakat masih menjadi faktor penghambat pertumbuhan sektor ritel.

Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, kendati situasi tengah sulit, namun asosiasi optimistis kinerja ritel masih akan bertumbuh. Pasalnya, ekspansi anggota Aprindo juga terus berlangsung dengan masih banyaknya penambahan gerai yang dilakukan.

Selain faktor politik yang panas, para peritel juga masih mengalami tekanan dari global mulai dari perang dagang hingga nilai tukar kurs. Selain itu, dari dalam negeri suku bunga tetap di level 6 persen dan problema daya beli yang belum pulih turut menekan.

“Masih jadi tahun yang sulit lah, banyak faktor yang menentukan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/5/2019).

Baca juga: Asosiasi Keluhkan Penjualan Ritel Melambat di Kuartal I 2019

Ia berharap kondisi di domestik bisa lebih kondusif untuk bisa mengatasi tekanan dari eksternal. Apalagi pemilu akan menjelang usai harusnya momentum tersebut menjadi garis finish perseteruan politik.

Pasalnya, dengan kondisi politik yang lebih stabil maka pengusaha akan lebih siap menghadapi faktor eksternal.

“Kalau negara lain yang terdampak tekanan global itu di internalnya memperbaiki semaksimal mungkin, kalau kita kan problemnya justru malah gaduh sendiri,” lanjutnya.

Baca juga: Usai Pemilu, Pelaku Ritel Optimistis Penjualan Bisa Lebih Kencang

Lebih lanjut, menurutnya negeri ini telah mengalami masa-masa yang paling sulit dan terbukti bisa bangkit dan melewati dengan baik. Oleh sebab itu, dirinya optimistis kali ini pun bisa dilewati dengan baik, dengan ekspansi terus dan melakukan strategi yang lebih baik dan relevan dengan kondisi zaman.

“Apapun itu seperti suku bunga, keributan dan lainnya pernah terjadi di negeri ini, yang paling sulit sekali pun semuanya tetap harus berjalan. Mau suku bunga berapa pun orang tetap tanam padi, tetapi memang untuk bisa (tumbuh) maksimal itu tidak mudah,” tutupnya. (Andy Dwijayanto)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Aprindo akui pertumbuhan industri ritel terhambat kondisi politik yang memanas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com