Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Media Sosial Dibatasi, Penjualan Toko Online Turun

Kompas.com - 24/05/2019, 12:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah membatasi akses media sosial sejak Rabu (22/5/2019), menyusul aksi ricuh yang terjadi di beberapa titik di Jakarta. Alasannya, untuk meminimalisir arus informasi yang tidak benar atau hoaks dan provokasi.

Pembatasan ini membuat masyarakat kesulitan mengakses media sosial, utamanya Whats App, Instagram, dan Facebook. Bahkan, hingga saat ini, beberapa masih mengeluhkan tak bisa mengakses media sosial tanpa bantuan aplikasi VPN maupun koneksi WiFi.

Salah satunya yang kena dampak adalah pedagang online. Lumpuhnya aplikasi chat dan media sosial membuat mereka kesulitan berinteraksi dengan calon pembeli, termasuk hambatan untuk melakukan promosi di media sosial.

Baca juga: Pakai VPN untuk Akses Internet Banking, Seberapa Berisiko?

Ayu Fitriana, pemilik toko online Latinka mengaku operasional toko online miliknya terkenda dampak cukup signifikan karena pembatasan akses itu. Ini terutama penjualan melalui Instagram.

"Biasanya untuk ningkatin penjualan itu aku pakai ads Instagram. Kalau dilihat insight engagement-nya menurun," ujar Ayu kepada Kompas.com, Jumat (24/5/2019).

Tak hanya itu, konversi ke penjualannya pun ikut menurun. Dibandingkan hari biasanya, semenjak ada pembatasan, penjualan produk Latinka di Instagram turun hingga 30 persen.

Meski begitu, Ayu juga memasarkan produknya di e-commerce. Menurut dia, penjualan di e-commerce stabil karena tidak terdampak pembatasan akses.

"Di Instagram sampai sekarang masih turun. Kalau di marketplace sejauh ini aman," kata Ayu.

Baca juga: Puncak Transaksi Belanja Online Diprediksi Saat Uang THR Cair

Eka Chandra, pelaku jasa titip (jastip) dan penjual barang pernak-pernik K-Pop juga mengeluhkan media sosial yang sempat tak bisa diakses. Namun, kendala yang dihadapinya hanya masalah komunikasi dengan pelanggan.

"Kemarin itu pas banget sama second batch open ticketing Suju (boyband Korea Super Junior) kan. Ada beberapa customer yang jastip tiket ke kita," kata Eka.

Eka pun memakai VPN untuk memperlancar komunikasi. Jika yang lainnya mengalami masalah mengakses Instagram, tapi tidak dengan Eka.

Dengan demikian, promosi barang jualannya dan jastip masih lancar dilakukan di Instagram.

"Kita promosi via IG (Instagram), trus kontak-kontakan via WA. IG enggak ada masalah kemarin. Cuma WA yang ngadat," terang Eka.

Baca juga: Panen Rupiah saat Ramadhan dengan Memanfatkan Jastip...

Sebelumnya diberitakan, pemerintah membatasi sementara akses tertentu di media sosial pada fitur tertentu. Langkah itu dilakukan untuk mencegah provokasi hingga penyebaran berita bohong kepada masyarakat.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pihaknya melihat modus penyebaran berita hoaks di media sosial pascakerusuhan. Awalnya, pelaku mengunggah video atau foto ke Facebook dan Instagram.

Kemudian, pelaku melakukan penangkapan layar alias screenshot unggahan. Konten yang kemudian viral adalah screenshot tersebut.

Jadi, pemerintah melakukan pembatasan sementara penyebaran video dan foto di WhatsApp.

"Teman-teman akan alami pelambatan kalau download atau upload video karena viralnya yang negatif ada di sana. Sekali lagi ini sementara," kata Rudiantara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com