NIlai Tukar Rupiah Diprediksi di Kisaran Rp 13.500 Selama Libur Lebaran

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun ini Pemerintah menetapkan libur lebaran cukup panjang, yakni 11 hari. Libur panjang ini akan mempengaruhi pergerakan kurs rupiah.

Ekonom Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi mengatakan, pergerakan rupiah selama liburan akan lebih ditentukan oleh transaksi para pelaku pasar valas Non-deliverable forward (NDF) di luar Indonesia.

"Pergerakan rupiah selama libur lebaran banyak dipengaruhi kondisi eksternal terutama berita tentang perang dagang Amerika Serikat dan China," jelas Eric saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (27/5/2019).

Baca juga: Sempat Melemah Saat Aksi 22 Mei, Kurs Rupiah Terus Menguat

Pasalnya selama libur lebaran, faktor tekanan terhadap rupiah akibat permintaan musiman dari investor asing sudah mereda. Di sisi lain tekanan dari faktor politik dari dalam negeri juga mereda selama libur Lebaran.

Sehingga, Eric memprediksi rupiah akan cenderung stabil di kisaran Rp 13.300 hingga Rp 13.500 selama libur lebaran.

Sebenarnya, kondisi serupa juga terjadi pada tahun 2008. Di mana libur lebaran cukup panjang yakni sekitar 6 hari.

Baca juga: Kurs Rupiah Kembali Menguat, Ini Penjelasan BI

Hanya saja saat itu rupiah mengalami tekanan cukup dalam. Nilai tukar Rupiah di awal 2008 sekitar Rp 9.800 an menjadi Rp 11.000 an di akhir tahun 2008.

Hanya saja, menurut penjelasan BI, tekanan rupiah terjadi bukan karena libur lebaran yang cukup panjang namun karena adanya krisis global saat itu. (Benedicta Prima)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Mata uang rupiah diprediksi dikisaran Rp 13.500 selama libur Lebaran 2019