Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kok Bisa Tiket Pesawat Rp 21 Juta di Traveloka? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 31/05/2019, 17:15 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari ini publik dibuat heboh dengan kemunculan tiket pesawat rute penerbangan Bandung-Medan yang dijual Rp 21 juta di agen travel online, Traveloka.

Sebagian masyarakat bingung, tidak habis pikir, dan menganggap hal itu tidak wajar.

Mengapa harga tiket pesawat di dalam negeri bisa semahal itu?

Pihak Traveloka sendiri sudah menjelaskan bahwa tiket itu merupakan kelas bisnis dan bukan tiket penerbangan langsung atau direct flight, melainkan transit dibeberapa kota.

Baca juga: Heboh Tiket Rp 21 Juta, Ini Cara Filter Penerbangan Langsung di Traveloka

Namun mengapa harga tiket pesawat semahal itu bisa muncul di pencarian Traveloka? dan apa tujuannya?

"Sebenarnya itu kan sudah ada dari dulu ya," ujar Public Relations Director Traveloka Sufintri Rahayu kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (31/5/2019).

"Dan stok tiket itu kan sebenarnya kami hanya platform, jadi jadi stok jualan itu kayak e-commerce lah.
Jadi apa yang muncul itu sesuai keinginan bisnis partner-partner kami," sambungnya.

Baca juga: Soal Tiket Pesawat Rp 21 Juta, Ini Kata Traveloka

Sufintri mengatakan, daftar tiket yang muncul dari hasil pencarian merupakan kerja sistem. Tidak ada campur tangan manusia, semua otomatis secara sistem.

Lantas mengapa tiket yang muncul merupakan tiket kelas bisnis? Sufintri memastikan karena tiket kelas ekonomi untuk rute penerbangan tersebut sudah tidak tersedia.

Hal ini ditengarai lantaran saat ini merupakan peak season penerbangan saat periode mudik Lebaran. Jadi, penawaran lebih tinggi dari permintaan.

Namun lantaran ada keinginan mitra bisnis, maka sistem secara otomatis mencari opsi penerbangan Bandung-Medan termasuk transit di beberapa kota.

Baca juga: Penumpang Pesawat Turun 47 Persen hingga H-6, Efek Harga Tiket Mahal?

"Nah kami secara mesin memang berusaha agar user experience ada, jadi digabung-gabungin (rutenya)," kata dia.

"Itu enggak ada dari human travel agent, itu enggak ada. 'Kamu harus ke sini'sana dulu', enggak. Itu algoritma memang seperti itu," sambung Sufintri.

Hebohnya harga tiket pesawat Rp 21 juta diakui Traveloka sangat mengagetkan.

Bahkan cukup membuat Traveloka bingung karena cara kerja sistem pencarian sudah berlangsung sejak 7 tahun lalu.

Baca juga: Heboh Tiket Pesawat Rp 21 Juta, Ini Komentar Kemenhub

Namun, setelah bertemu Kementerian Perhubungan dan Garuda Indonesia hari ini, Traveloka memahami munculnya kehebohan harga tiket tersebut.

"Kami sepakat bahwa ini tidak ada yang salah jadi mungkin karena peak season saja jadi segala sesuatunya panas ya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com