Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Bila Saya Menteri Koperasi...

Kompas.com - 03/06/2019, 08:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Keenam, karenanya koperasi-koperasi yang dikembangkan akan berorientasi pada produk, jasa serta keterampilan middle-high lainnya. Koperasi simpan-pinjam dan konsumsi sudah menjamur di Indonesia. Model itu sudah establish, sehingga fokus pembinaan bisa digeser ke yang lain. Dan biarlah itu menjadi pekerjaan bagi gerakan koperasi untuk melestarikan serta mengembangkannya ke tahap lebih lanjut.

Yang akan saya lakukan adalah mendorong aneka model baru. Saya akan mengeluarkan kebijakan sand box bagi model-model dengan resiko tertentu. Sehingga masyarakat bisa nyaman untuk menguji-coba aneka model. Tentu saja akan ada yang gagal dan juga berhasil. Dan hal itu wajar sejauh resikonya sudah dihitung dan dikontrol.

Ketujuh, langkah-langkah di atas tak akan bisa efektif tanpa struktur kerja yang spesifik. Karenanya saya akan mengangkat Deputi Inovasi atau sekurang-kurangnya Asisten Deputi Inovasi untuk mengawal kerja-kerja itu. Deputi ini harus mampu berpikir dan bekerja secara out of the box.

Orangnya harus memahami dinamika perubahan ekonomi yang sedang terjadi. Tugasnya jelas, mengembangkan aneka inovasi, model baru dan sejenisnya. Kinerjanya dapat dipamerkan di peringatan Hari Koperasi Nasional saban tahun dalam bentuk Festival Inovasi Koperasi. Isinya, aneka praktika inovasi koperasi existing dan new model.

Kedelapan, untuk mendukung langkah-langkah di atas, Kementerian akan saya dorong bekerja secara kolaboratif dengan berbagai pihak. Saya akan berkolaborasi dengan kementerian/ lembaga lain, kampus berbagai lembaga inkubator dan pihak-pihak lain. Agenda besar yang akan saya sampaikan adalah mengembangkan ekosistem inovasi bagi koperasi.

Ekosistem ini menyaratkan kesalinghubungan antar pihak, pentahelix tepatnya. Ini akan menjadi kerja bersama, gotong royong, kroyokan. Saya akan minta kampus-kampus untuk mengembangkan Simpul Inovasi Koperasi atau Cooperative Innovation Hub (CIH). Simpul inilah yang akan mengakselerasi berbagai langkah di atas. Jadilah kebijakan sand box dapat diturunkan ke kampus-kampus di berbagai wilayah di Indonesia.

Saya akan minta koperasi-koperasi besar, yang asetnya triliunan rupiah itu, untuk mendirikan lembaga inkubator koperasi. Mereka bisa alokasikan dari semacam dana CSR-nya. Lembaga inkubator ini akan menginkubasi generasi milenial yang akan kembangkan startup coop, worker coop, community coop atau model lainnya.

Tak ketinggalan saya akan ajak Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) agar promosikan koperasi dalam agenda ekonomi kreatif. Creative hub yang tersebar di berbagai pelosok tanah air bisa didorong berbadan hukum koperasi dengan model community coop atau koperasi komunitas. Layanannya dua hal: business service provider dengan skema keperantaraan (linkage) dan community service dengan berbagai aneka program pengembangan kapasitas dan kapabilitas.

Ambidextrous

Mungkin orang-orang akan mengira saya meninggalkan koperasi existing. Tidak. Saya akan mengembangkan strategi ambidextrous atau bekerja dengan dua tangan sekaligus.

Satu tangan saya akan berorientasi pada masa depan (new model) seperti beberapa poin di atas. Dan satunya akan berorientasi pada praktika hari ini, existing model. Dan yang terakhir ini, saya akan melanjutkan langkah Menteri sebelumnya seperti agenda Reformasi Total Koperasi.

Saya akan geser titik gravitasi Reformasi Total Koperasi itu ke kerja pengawasan. Saya memahami betul bahwa salah satu masalah koperasi di masyarakat adalah soal citra negatif. Koperasi yang diidentikkan dengan fraud, penggelapan dana dan lebih mengenaskan lagi, rentenir. Acap kali hal itulah yang dirasakan masyarakat ketika mengakses layanan koperasi.

Pengawasan akan saya tingkatkan dengan strategi dan standar tertentu. Saya akan belajar dari model pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan kontekstualisasi tertentu.

Lalu koperasi-koperasi existing yang besar dan menengah saya akan dorong untuk lakukan pemekaran bisnis. Koperasi sektor riil masih sedikit jumlahnya, orientasi pemekarannya ke arah sana. Agar berbagai kebutuhan anggota dapat diselenggarakan. Bukan hanya yang primer, namun juga yang sekunder dan tersier. Dan banyak sekali koperasi baru menjawab kebutuhan primer. Padahal zaman sudah berubah, ekonomi tumbuh, kelas menengah bertambah, ekonomi digital naik dan tren-tren positif lainnya.

Mengapa saya lakukan itu semua? Saya meyakini pernyataan Albert Einstein, “Insanity is doing the same thing and expecting different results”, maka saya akan menempuh cara lain agar tetap dihitung sebagai orang yang waras. Minimalnya agar lahir warna dan geliat baru koperasi di Indonesia. Saya lihat sekarang ini momentumnya tepat untuk mendorong itu semua.

Saya juga paham gebrakan di atas tak akan mudah. Akan banyak riak-riak, ketaknyamanan dan berbagai shock. Namun itulah perubahan. Saya suka dengan Steve Jobs, “If you want to make everyone happy, don’t be a leader. Sell ice cream”. Dan saya tak mahir menjual es krim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com