Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi yang Disiapkan untuk Arus Balik Lebaran 2019

Kompas.com - 04/06/2019, 11:13 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama instansi terkait telah mempersiapkan strategi pengamanan arus balik Lebaran 2019 yang diprediksi mencapai puncaknya pada 7-9 Juni 2019.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub bersama Kakorlantas Polri dan Jasa Marga telah menggelar rapat terkait persiapan tersebut.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, setidaknya ada enam strategi yang disiapkan dalam arus balik Lebaran.

"Rambu-rambu di akses masuk rest area harus sudah terpasang sebelum pelaksanaan one way arus balik, yakni sebelum 7 Juni. Penambahan mobile toilet termasuk kanopi pelindung untuk antrean toilet harus dipenuh," kata Budi dalam siaran persnya, Selasa (4/6/2019).

Baca juga: Puncak Arus Balik Mudik Lebaran 2019 Diprediksi 8 dan 9 Juni

Budi menjelaskan, guna mengantisipasi mobil mogok di jalan tol, BUJT (Badan Usaha Jalan Tol) diminta menambah mobil Layanan Jalan Tol (mobil patroli) dan menempatkan mobil derek serta menempatkan bengkel Agen Pemegang Merk (APM) di rest area tipe A sebelum 7 Juni.

Kemudian, menempatkan informasi call center bantuan darurat yang dapat dihubungi setiap saat dan ditempatkan di bawah rambu dan tempat strategis. Juga disiagakan fasilitas mesin pembaca kartu uang elektronik dan EDC.

"Gerbang Tol Palimanan merupakan gerbang tol pembayaran cluster 2 dan tapping cluster 1, sehingga perlu adanya penambahan mobile reader dari 28 unit menjadi 38 unit dan EDC dari 2 menjadi 12 di GT Palimanan," jelasnya.

Baca juga: Kemenhub Prediksi Puncak Arus Mudik dan Arus Balik Kereta Api

"Waktu pelaksanaan one way 7 Juni sampai 10 Juni, dimulai pukul 12.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB dari KM 414 Kalikangkung hingga KM 70 Cikampek Utama. Selanjutnya diberlakukan contraflow dari KM 70-KM 65 atau sesuai dinamika di lapangan dengan pertimbangan dari Kepolisian," tambahnya.

Budi mengungkapkan, setelah beberapa arus mudik, pihaknya sudah mengetahui ada kebiasaan masyarakat berangkat setelah Maghrib. Sehingga, saat perjalanan di jalan tol mereka sudah kelelahan.

"Saat tengah malam atau pagi hari rest area menjadi permasalahan. Dengan diberlakukannya one way, kita mengimbau masyarakat untuk melakukan perjalanan mulai salat subuh sehingga perjalanan siang atau sore masuk Jakarta. Karena perjalanan tengah malam, rest area penuh sehingga mereka istirahat di bahu jalan. Dampaknya adalah hambatan di rest area,” ungkapnya.

Baca juga: Jelang Masa Angkut Lebaran, Ini Kesiapan AP II Hingga Arus Balik

Kerena itu, Budi mengimbau agar masyarakat juga mengatur waktu kepulangan mereka.

“Pulanglah lebih awal, misalnya tanggal 7 Juni. Jamnya juga harus diatur sehingga kalau perjalanan pagi hari maka tidak ada terlalu mengantuk,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com