Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Global Anjlok Akibat "Trade War", Indonesia Dukung Digitalisasi Perdagangan

Kompas.com - 11/06/2019, 12:29 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita memimpin delegasi Indonesia pada Pertemuan Menteri Perdagangan Negara Anggota G20 pada 8 dan 9 Juni 2019 di Tsukuba, Ibaraki, Jepang.

Dalam forum tersebut, ia menyampaikan bahwa Indonesia mendukung G20 dalam melakukan perbaikan ekonomi global dan digitalisasi perdagangan.

Enggar mengatakan, pertemuan tingkat menteri itu menghasilkan kesepakatan utama mengenai pentingnya peranG20 dalam mengurangi ketegangan perdagangan global dan memberikan sinyal positif bagi dunia usaha melalui dorongan politis yang kuat bagi peningkatan fungsi World Trade Organization (WTO).

"Kesepakatan ini merupakan respons dari kondisi ekonomi global yang tengah menurun akibat ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang terjadi saat ini," ujar Enggar dalam keterangaan tertulis, Selasa (11/6/2019).

Enggar menambahkan, kesepakatan tersebut akan menjadi masukan bagi para pemimpin G20 pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang dijadwalkan berlangsung pada 28—29 Juni 2019 di Osaka, Jepang.

Selain itu, ada tiga pesan utama dari Presidensi Jepang dalam Forum G20 tahun ini. Pertama, perlunya kerja sama negara-negara anggota G20 di sektor perdagangan dan investasi guna mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi global. Perdagangan dan investasi, kata Enggar, merupakan mesin utama penggerak pertumbuhan, produktivitas, inovasi, dan penyediaan lapangan kerja.

Kedua, memperbaharui aturan pengaturan subsidi di sektor industri. Terakhir, pentingnya memberikan arah dari isu reformasi WTO.

Menurut Enggar, Indonesia memandang reformasi WTO sebagai hal penting untuk memulihkan sistem perdagangan multilateral dan mengembalikan kredibilitasnya.

"Hal utama yang menjadi fokus dan prioritas saat ini adalah mekanisme penyelesaian sengketa dan pemilihan anggota badan majelis banding," kata Enggar.

Srlain itu, peningkatan fungsi perundingan juga harus fokus pada isu yang belum terselesaikan di putaran Doha seperti pertanian, perikanan, dan perlakukan khusus dan berbeda.

Pada KTT G20 ini, isu perdagangan digital dibahas untuk pertama kalinya. Negara-negara anggota

G20 memandang transformasi digital berperan penting dalam menghasilkan peluang maupun tantangan bagi perdagangan saat ini.

Dalam pembahasan ini, Enggar menyampaikan bahwa Indonesia tetap mengedepankan pentingnya menghormati peraturan dan regulasi yang berlaku di suatu negara, khususnya terkaitpergerakan arus data dan informasi perdagangan dalam mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Menurut dia, penyimpanan dan pengamanan data strategis di dalam negeri menjadi hal utama.

"Kita juga perlu memberikan perhatian khusus kepada mereka yang rentan secara ekonomi, termasuk usaha kecil dan menengah (UMKM), sehingga perdagangan digital dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yang inklusif," kata Mendag.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com