JAKARTA, KOMPAS.com - Pada dasarnya setiap pekerjaan atau karyawan di sebuah perusahaan punya alasan kuat untuk memutuskan resign. Tentunya, keputusan itu sudah dipikirkan dengan matang serta penuh pertimbangan.
Jika sudah demikian, apa yang harus dilakukan perusahaan untuk mencegah rencana karyawannya itu? Atau paling tidak bisa menunda keinginan pekerja tersebut.
Menurut Robert Walters, salah satu konsultan rekrutmen profesional spesialis, ada banyak yang bisa dilakukan perusahaan ihwal ini.
Berdasarkan temuan mereka yang dikutip Kompas.com pada Rabu (12/6/2019), ada delapan upaya yang bisa ditempuh perushaan, antara lain sebagai berikut.
Karyawan dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai besaran upah pada suatu industri dari penelitian kredibel seperti survei gaji dan melakukan perbandingan upah rata-rata dengan rekan seprofesinya.
Karenanya, menawarkan paket upah yang kompetitif juga merupakan cerminan bagaimana perusahaan menghargai setiap individu di dalamnya.
Karyawan cenderung bertahan lebih lama apabila diinformasikan mengenai prospek pertumbuhan di dalam suatu perusahaan.
Perhatian harus diberikan kepada karyawan yang telah bekerja keras dan menghargai mereka dengan sebuah pengakuan sama pentingnya, seperti benefit finansial yang diberikan perusahaan kepada karyawannya.
Dengan memiliki jalur perkembangan karir yang jelas, karyawan akan menyadari bahwa mereka memiliki masa depan di dalam perusahaan tersebut dan ini cenderung dapat meningkatkan tingkat retensi karyawan.
Sebelum memutuskan mencari pekerjaan baru, 58 persen karyawan tidak memberitahukan perusahaannya bahwa mereka tidak bahagia atau memiliki masalah di sana.
Sebesar 44 persen menyatakan bahwa mereka tidak ingin mencederai hubungan dengan perusahaannya saat ini, sementara 35 persen menyatakan mereka sudah tidak menghargai perusahaannya lagi.
Padahal tingkat retensi yang lebih tinggi dapat dicapai dengan memastikan karyawan merasa nyaman untuk berbagi feedback dan kritik yang membangun dengan manajer mereka dan sebaliknya.
Untuk itu perusahaan lebih baik mendorong karyawannya untuk menjadi terbuka setiap saat.
Terapkan strategi untuk mendorong komunikasi terbuka, termasuk menciptakan peluang untuk membangun jaringan dan membangun tim di luar kantor yang mana dapat membantu mengembangkan rasa persahabatan dan loyalitas para karyawan.
Langkah-langkah lainnya yakni termasuk menerapkan proses penilaian yang transparan, di mana kekuatan dan kelemahan karyawan dinilai dengan jelas.
Sebanyak 85 persen perusahaan di Asia percaya bahwa mereka bisa memprediksi kapan karyawan akan mengundurkan diri dari perusahaan.
Tiga tanda paling umum yang menunjukkan karyawan akan resign adalah antara lain terlihat bingung dan menjauh dengan lingkungan kerja, penurunan efisiensi dalam bekerja, serta penurunan kualitas kerja.
Belajar membaca tanda-tanda bahwa karyawan tidak bahagia atau menjauhkan diri adalah penting agar masalahnya dapat diatasi pada tahap awal.
Ini penting tidak hanya bagi karyawan yang bersangkutan, tetapi juga dapat mencegah karyawan lain terkena dampak negatif dari karyawan yang sedang bermasalah dan agar mencegah terjadinya penurunan produktivitas.
Manajer harus bekerja sama dengan departemen SDM untuk mencari tahu sumber masalah dari ketidakbahagiaan karyawan.
Jika masalahnya terkait dengan pekerjaan, menetapkan tujuan baru yang akan menciptakan tantangan baru adalah cara yang baik untuk membuat karyawan tetap terlibat, bahagia dan merasa berguna.
Jika ini adalah masalah pribadi, akan lebih penting untuk membangun jalur komunikasi yang terbuka dan jujur untuk membantu karyawan jika memungkinkan dan untuk memastikan dampak terhadap bisnis minimal.
Hal penting yang harus dilakukan bagi praktisi HR adalah untuk mempertimbangkan alasan sebenarnya dari pengunduran diri karyawan. Apakah karena kesempatan berkembangnya yang terbatas, tidak puas dengan upah yang diberikan atau hal mendasar lainnya.
Setelah mengetahui alasan yang sebenarnya, perusahaan dapat memberikan counter offer atau penawaran sesuai dengan alasan mengapa karyawan tersebut hendak resign.
Pasalnya, sekitar 54 persen karyawan yang telah resign mengaku tidak mendapatkan counter offer dari perusahaannya ketika mereka hendak keluar, namun dari 46 persen karyawan menyetujui untuk bertahan di perusahaan tersebut setelah mendapatkan penawaran counter offer.
Jika pengunduran diri tidak dapat dicegah lagi, ada satu hal yang masih dapat dimanfaatkan oleh perusahaan, yaitu mendapatkan feedback melalui exit interview atau wawancara yang dilakukan baik secara formal atau non-formal kepada karyawan yang telah resign.
Pasalnya, melalui wawancara ini terbukti 72 persen dari karyawan yang diwawancara mengaku dapat memberikan umpan balik kepada perusahaan secara jujur dan membangun.
Bahkan mereka mungkin dapat memberikan saran kepada perusahaan untuk melakukan perubahan yang signifikan, yang mungkin bila diterapkan dapat bermanfaat untuk menarik dan mempertahankan kandidat yang lebih baik di masa depan.
Melalui cara ini perusahaan akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perusahaan dan stafnya untuk kemudian merancang perbaikan strategis untuk bisnis di kemudian hari.
Diketahui, Robert Walters telah melakukan survei kepada 771 pencari kerja dan 496 manajer perekrutan di Asia, termasuk Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.