Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Risiko Global Meningkat karena Perang Dagang dan Persaingan Geopolitik

Kompas.com - 12/06/2019, 08:29 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan ekonomi dunia tengah mengalami tekanan makin besar dari eskalasi perang dagang dan persaingan geopolitik antar Amerika Serikat (AS) dengan RRT (China).

"Hal ini menyebabkan peningkatan ketidakpastian global, melemahkan invetasi dan pertumbuhan ekonomi dunia," kata Sri Mulyani dalam akun Facebook miliknya dikutip Kompas.com, Selasa (11/6/2019).

Menku menjelaskan, proyeksi ekonomi dunia untuk 2019 telah dipangkas sebesar 0,3 persen menjadi hanya 2,6 persen dari sisi Worldbank atau 3,3 persen dari IMF.

Perang tarif akan melemahkan pertumbuhan hingga 0,5 persen pada 2020 dan menyebabkan volume perdagangan dunia merosot sebesar 455 miliar dollar AS, dengan pertumbuhan hanya mencapai 2,6 persen atau terlemah sejak krisis Keuangan global 2008.

"Dalam suasana risiko global yang meningkat, pertemuan G20 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dilakukan di Fukuoka Jepang. Diharapkan tensi global dapat menurun melalui pembahasan risiko kondisi ekonomi global dan pentingnya menjaga dan memperkuat kerja sama internasional. Meski perbedaan masih sangat tajam," tuturnya.

Dia menuturkan, G20 diawali dengan simposium tentang International Taxation, di mana Menkeu Indonesia bersama Menkeu Jepang, China, Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat menjadi pembicara utama.

Topiknya ialah digitalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi informasi mengubah model bisnis dimana kehadiran secara fisik tidak penting.

Menurut Menkeu, kerja sama perpajakan internasional yang mengalami kemajuan pesat adalah pencegahan penghindaran pajak melalui “Base Erosion Profit Shifting” (BEPS) dan kerja sama pertukaran informasi “Automatic Exchange of Information” oleh 130 negara/jurisdiksi. Saat ini, lanjutnya, tidak ada tempat untuk menyembunyikan kewajiban pajak oleh siapapun.

"Menkeu Jepang Taro Aso dan OECD Angel Gurria mengutip pernyataan Benjamin Franklin (1789): “In this world nothing can be said to be certain, except death and taxes,”" sebutnya.

Dikatakannya, sesi pertama dalam simposium G20 itu mengenai Development Finance dan utang negara low income countries dengan rasio utang di atas 50 persen PDB dan defisit fiskal mencapai 3 persen PDB yang memerlukan koordinasi dan kerja sama para donor baik donor tradisional maupun donor baru.

"Indonesia harus tetap menjaga kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian global, meski kondisi fiskal kita jauh lebih baik," ungkapnya.

"Universal Health Coverage yang sangat relevan dengan isu BPJS Kesehatan perlu keseimbangan mencakup kepesertaan yang disiplin dan luas (universal), manfaat yang rasional, tarif yang terjangkau, dan implikasi keuangan negara yang sustainable," pungkas Menkeu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com