Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Tarif Perang Dagang, Eksportir China Beri Label Produk "Made in Vietnam"

Kompas.com - 12/06/2019, 14:01 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

SINGAPURA, KOMPAS.com - Sejumlah eksportir China berupaya keras menghindari tarif yang diberlakukan pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap produk-produk dari Negeri Tirai Bambu tersebut. Salah satu caranya adalah dengan melabeli produk mereka dengan tulisan "Made in Vietnam."

Dikutip dari Bloomberg, Rabu (12/6/2019), pihak Vietnam menyatakan telah menemukan lusinan sertifikat asal produk palsu dan transfer ilegal oleh perusahaan-perusahaan yang berusaha menghindari tarif AS. Produk tersebut beragam, mulai dari produk pertanian hingga tekstil dan baja.

Ini adalah salah satu upaya pertama pemerintah negara di Asia secara publik mengumumkan dugaan perilaku melanggar tersebut sejak perang dagang antara AS dan China memanas pada tahun ini.

Baca juga: Perang Dagang, Apple Berencana Pindahkan Basis Produksi ke Luar China

Pernyataan dari Vietnam tersebut menambah kekhawatiran bahwa sejumlah eksportir China secara ilegal mengubah rute pesanan setelah Trump mengenakan tarif terhadap produk-produk China senilai 250 miliar dollar AS. Trump juga mengancam bakal mengenakan tarif tambahan terhadap produk senilai 300 miliar dollar AS.

Mitra-mitra dagang AS, termasuk Vietnam, menghadapi tekanan untuk menghentikan ekspor ilegal tersebut. Sebab, mereka juga menghindar agar tidak terkena tarif.

"Ini seperti permainan kucing dan tikus. Sepanjang orang-orang bersedia mengambil risiko dalam mencari arbitrase terkait tarif 25 persen itu, akan sangat sulit (ditangani)," jelas Fred Burke, managing partner di Baker & McKenzie (Vietnam) Ltd.

Baca juga: Meksiko dan Vietnam Jadi Negara yang Paling Diuntungan dalam Perang Dagang

Vietnam sendiri merupakan salah satu sumber impor AS dengan pertumbuhan paling pesat. Negara tersebut juga khawatir dapat dijatuhkan hukuman oleh AS karena mengizinkan produk-produk China dengan label palsu "Made in Vietnam" masuk ke AS.

Hal tersebut diungkapkan oleh Do Van Sinh, anggota komite ekonomi Majelis Nasional Vietnam.

Pada tahun ini, Vietnam melaporkan lonjakan pengiriman barang ke AS, sementara China anjlok. Namun, meski ada bukti lonjakan tersebut salah satunya disebabkan pergeseran rantai pasok, sejumlah analis mempertanyakan keabsahan lonjakan itu.

Baca juga: AS Pantau Mata Uang Malaysia, Vietnam, dan Singapura, Ada Apa?

Sebab, sejumlah bukti dipublikasikan oleh pemerintah Vietnam, termasuk kemasan produk China yang diubah dan dibubuhi tulisan "Made in Vietnam" sebelum sertifikat asal produknya diproses. Contoh lain adalah petugas bea dan cukai AS mengungkap produk kayu lapis China dikirim ke AS melalui perusahaan Vietnam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com