Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Pertumbuhan Ekonomi Tak Stagnan di 5,3 Persen, Ini Strategi Pemerintah

Kompas.com - 13/06/2019, 20:47 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menytakan, potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir tertahan di 5,3 persen.

Padahal di tahun 2020 mendatang, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,6 persen.

Sementara itu hingga akhir 2018 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi RI sebesar 5,17 persen terhadap PDB.

"Jadi pertumbuhan tahun lalu 5,17 itu sudah mulai mendekati maksimum pertumbuhan yang bisa dicapai Indonesia pada periode 3 tahun terakhir 2017-2019," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam Rapat Kerja dengan DPR RI di Jakarta, Kamis (13/4/2019).

Pemerintah pun perlu berupaya agar potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terus mentok di level 5,3 persen. Bambang mengatakan, terdapat beberapa strategi yang bakal dilakukan oleh pemerintah, yaitu transformasi struktural yang meliputi revitalisasi industri manufaktur.

Pemerintah mengejar target rasio kontribusi industri pengolahan terhadap PDB hingga di atas 20 persen.

"Selain itu, pengolahan pertanian juga harus di modernisasi artinya produktivitas dari sektor pertanian harus ditingkatkan kemudian pertambangan itu harus dihilirisasi jadi mendorong juga industrialisasi," lanjut dia.

Mantan Menteri Keuangan ini mengatakan, sektor jasa, seperti pariwisata, juga harus dimodernisasi sehingga bisa menghasilkan pendapatan yang memadai bagi pelakunya.

Selain itu, pemerintah tidak bisa lagi hanya mengandalkan konsumsi sebagai basis pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus kian menggiatkan investasi yang ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 7 persen per tahun.

"Selain itu diversifikasi ekspor dan juga menjaga keberlanjutan fiskal dengan adanya stimulus untuk perekonomian," ujar dia.

Adapun dengan target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3 persen hingga 5,6 persen pada 2020, tidak hanya menjaga pertumbuhan konsumsi di seputaran 5 persen, tetapi pemerintah juga perlu yang lebih penting bagaimana mendorong investasi bisa 7 persen bahkan lebih.

Adapun target pertumbuhan ekspor cukup moderat, yaitu sebesar 5,5 hingga 7 persen lantaran kondisi perekonomian global yang tengah diliputi ketidakpastian.

"Ini pun juga bukan hal yang mudah untuk bisa yang untuk bisa dicapai itu," ujar dia.

Sementara, dari segi agregat demand, pertanian, industri manufaktur dan perdagangan harus bisa tumbuh lebih tinggi. Sektor pertanian diharapkan bisa tumbuh sampai 4 persen, industri manufaktur bisa tumbuh hingga 5 persen dan perdagangan 5,4 persen sampai 5,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com