Oleh karena itu, Bambang ingin mendorong warga Indonesia untuk memanfaatkan pendidikan vokasi agar target pekerjaannya lebih terarah. Misalnya saat menrmpuh pendidikan di universitas, begitu lulus nanti belum ada kepastiaan akan bekerja seperti apa. Berbeda dengan vokasi yang sejak awal sudah menentukan ke mana arahnya nanti.
Itulah yang menjadi landasan Presiden Joko Widodo menetapkan pembangunan SDM sebagai tujuan pemerintah. Solusinya, salah satunya dengan vokasi. Di Indonesia, sudah mulai muncul kesadaran tersebut.
Namun, kelemahan sistem di Indonesia yakni lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang ditujukan untuk siap kerja, malah punya tingkat pengangguran yang lebih tinggi ketimbang lulusan universitas.
Sebab, terkadang kompetensinya tak sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan pemberi kerja. Bisa saja karena kurang praktik ataupun karena kompetensi pembelajaran yang kurang update dengan perkembangan saat ini.
"Di Indonesia kan kita punya SMK, politeknik, ini kan bukan hal yang baru. Yang baru adalah bagaimana si kelompok vokasi ini menjawab kebutuhan pasar," kata Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.