Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Produksi Tanaman dengan Pemilihan Pupuk yang Tepat

Kompas.com - 14/06/2019, 16:24 WIB
Kurniasih Budi

Editor

KOMPAS.com - Selain bibit unggul, pemilihan pupuk yang tepat berdampak langsung terhadap kualitas tanaman.

Pupuk berkualitas baik dapat meningkatkan produktivitas tanaman, sekaligus meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama.

Beberapa waktu lalu, peredaran pupuk dan pestisida palsu diwartakan beredar di sejumlah daerah.

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasaran dan Sarana Pertanian (PSP) mengimbau petani untuk wasdapa terhadap pupuk dan pestisida palsu.

Baca juga: Marak Pestisida Palsu, Kementan Minta Petani Konsultasi pada Penyuluh

Dilansir Kompas.com pada Sabtu (18/5/2019), penggunaan pupuk dan pestisida palsu berakibat kematian tanaman dan gagal panen.

Oleh karena itu, para petani diminta untuk berkonsultasi dengan penyuluh pertanian agar terhindar dari pupuk dan pestisida palsu.

Selain itu, Kementan mengimbau para petani untuk tak bergantung pada pupuk anorganik.

Data BPS berdasarkan Sensus Pertanian pada 2013 menyatakan, petani yang menggunakan pupuk anorganik mencapai 86,41 persen.

Baca juga: Agar Petani Tak Ketergantungan Pupuk Anorganik

 

Adapun petani yang menggunakan pupuk berimbang (organik dan anorganik) 13,5 persen. Sisanya, sebanyak 0,07 persen menggunakan pupuk organik.

Pemerintah terus mendorong para petani untuk menggunakan pupuk organis untuk mengembalikan unsur hara tanah. Dengan begitu, produktivitas pertanian diharapkan dapat meningkat.

Kementan pun mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 70 Tahun 2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pembenah Tanah.

Pupuk berkualitas baik

Paduan bahan organik dalam pupuk dengan penggunaan teknologi mikroba mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Seperti Pupuk Hayati Dinosaurus yang mengandung mikroba baik.

Selain memberi nutrisi bagi tanaman, bakteri baik berfungsi menyuburkan tanah. Bakteri tersebut mengurai unsur penting yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan.

Mikroba yang terkandung dalam pupuk tersebut membantu secara efektif dalam proses biologis fiksasi Nitrogen, penyerapan Phosphat dan Kalium, bersifat anti-pathogen, serta meningkatkan sistem kekebalan tanaman.

Tanah sebagai media tanam yang subur tentu saja mampu meningkatkan hasil panen.

“Pupuk ini dapat meningkatkan resistensi tumbuhan secara alami. Hal ini karena mikroba baik dapat melawan kehadiran patogen bakteri jahat. Dengan demikian penggunaan pestisida yang tidak sehat bagi tubuh dan alam dapat dikurangi dalam proses bertani,” kata Co-Founder Pupuk Hayati Dinosaurus, Freddy, dalam pernyataan tertulis, Kamis (13/6/2019).

Ilustrasi panen pisangDok. Pupuk Dinosaurus Ilustrasi panen pisang

Menurut dia, pupuk itu menyuburkan tanah secara alami. Proses ini berbeda dengan pupuk kimia yang hanya melengkapi unsur tanpa menyuburkan tanah. Akibatnya, tanah menjadi rusak dalam penggunaan jangka panjang.

Seringkali, imbuh dia, tanaman yang hanya diberi pupuk kimia akan melambat produksi panennya setelah beberapa tahun.

“Penggunaan pupuk kimia dapat perlahan dikurangi dan diganti untuk hasil jangka panjang yang baik,” ujar dia.

Pupuk tersebut, ia melanjutkan, mudah digunakan karena berbentuk cair. Penggunaannya cukup mudah, yakni pupuk dicairkan bersama air dengan perbandingan 1:40, lalu semprot ke tanaman dan tanah di sekelilingnya.

Pupuk digunakan 2 hingga 3 kali dalam sebulan. Namun, penggunaan pupuk bisa lebih insentif pada pertumbuhan awal tanaman yang masih muda, yaitu sekali seminggu dalam dua bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com