Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PPN: Jangan Jadi Entrepreneur yang Latahan

Kompas.com - 14/06/2019, 17:00 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia saat ini membutuhkan bibit-bibit wirausaha untuk membuka lapangan kerja lebih luas lagi. Tak bisa dimungkiri, jumlah lapangan kerja yang tersedia tak bisa membendung pencari kerja di Indonesia. Sehingga perlu banyak pembukaan lapangan kerja baru yang bisa dilakukan para entrepreneur.

Namun, rasio pengusaha di Indonesia juga masih sangat kecil, sekitar 3 persen dari 270 juta penduduk. Sementara di negara maju, rata-rata 14 persen penduduknya merupakan entrepreneur.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, tahun 2030 akan menjadi puncak bonus demografi di Indonesia, di mana semakin banyak jumlah penduduk usia produktif. Kesempatan ini tentu tak akan disia-siakan.

"Kita ingin dalam konteks bonus demografi ini makin banyak orang Indonesia, terutama kelompok mudanya yang mau jadi entrepreneur," ujar Bambang dalam wawancara bersama Kompas.com, Kamis (13/6/2019).

"Dan jadi entrepreneurnya mudah mudahan enggak "latah"," lanjut dia.

Latah yang dimaksud yakni terlalu mengekor bidang yang sudah terlihat sukses saja. Dalam mindset kebanyakan orang mungkin wirausaha yang potensial saat ini adalah dengan membangun startup.

Bukan tanpa alasan, sebab Indonesia memiliki tiga startup unicorn dengan valuasi di atas 1 miliar dollar AS yaitu Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Tak hanya itu, bahkan Go-Jek memiliki valuasi 10 miliar dollar AS sehingga memegang status Decacorn.

Kesuksesan startup tersebut lantas menginspirasi entrepreneur lainnya untuk mengikuti jejak mereka. Namun, fakta menunjukkan bahwa jauh lebih banyak startup yang gagal daripada berhasil.

"Memang semangat jadi wirausaha tinggi. Tapi semuanya maunya ke digital, semuanya mau jadi startup," kata Bambang.

Bambang tak ingin pelakau usaha yang gagal membangun startup lantas putus asa dan jadi tak produktif. Menjadi pengusaha sukses tak ada yang instan. Esensi menjadi wirausaha adalah kenyang dengan kegagalan, tapi masih terus mau berupaya. Jika satu usaha gagal, maka dicoba usaha lainnya.

Oleh karena itu, Bambang meminta para calon pengusaha, terutama kalangan muda, untuk membuka pandangan seluas-luasnya dan melihat potensi pasar. Untuk melihat bahwa kesuksesan tak hanya bisa digapai oleh startup saja.

"Kita juga berharap wirausaha ini hanya di startup tapi juga di hampir semua bidang lain yang kita sebut sebagai UMKM," katw Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com