Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjala Untung dari Budidaya Ikan Dewa

Kompas.com - 16/06/2019, 09:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

Ikan dewa punya beberapa nama lain, seperti ikan tor soro dan ikan kancra. Bahkan, berjulukan salmon van java. Di dunia internasional, ikan ini beken dengan sebutan masheer.

Sesuai namanya, ikan air tawar ini punya keistimewaan. Kerap kali, ikan dewa menjadi hidangan spesial di acara adat atau Tahun Baru China alias Imlek. Sedang pada zaman dahulu, ikan dewa dipercaya menjadi sajian khusus bagi para raja dan bangsawan.

Memang kalau diperhatikan betul, bentuk ikan dewa mirip sama ikan mas. Namun, sisiknya lebih besar. Dan, kandungan gizinya juga diklaim lebih tinggi.

Rata-rata satu ekor ikan dewa punya bobot 3 kg sampai 4 kg.

"Tekstur dagingnya lembut, lebih lembut dari ikan mas, jadi enak dikonsumsi," ujar Urip.

Dagingnya juga memiliki kandungan albumin yang bisa mengembalikan sel-sel di dalam tubuh. Dengan klaim khasiat tersebut, tak heran ikan dewa dibanderol dengan harga tinggi. Saat perayaan Imlek, harganya bisa tembus Rp 1 juta per kilo.

Karena itu, banyak yang membudidayakan ikan ini. Bagi yang tertarik membudidayakan ikan dewa, Urip bilang, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan. Yakni, saat proses pemijahan, pemberian pakan, dan kebersihan air kolam.

Proses pemijahan ikan dewa menggunakan substrat atau wadah untuk menyimpan telur ikan berupa bebatuan kerikil berpasir. Ada tiga langkah pemijahan, yaitu dengan cara alami, semi buatan, dan buatan.

Untuk pemijahan alami, dengan memasukkan indukan yang sudah matang telurnya. Ini bisa tampak dari perut ikan dewa yang membesar. Saat perut diurut, telurnya akan keluar.

"Indukan ini minimal panjang 60 cm, bobot 1 kg, dan butuh pemeliharaan minimal tiga tahun," beber Urip.

Urusan perawatan dan pemberian pakan, Himawan menjelaskan, ikan dewa memiliki jenis makanan yang berbeda dengan ikan air tawar lainnya. Untuk ikan yang baru menetas hingga 10 hari pertama wajib mengonsumsi kuning telur ayam.

Baca juga: Bermodal Rp 600.000, Rina Kini Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah

Lantas, saat ikan berusia 15 hari sampai berukuran 2 cm, pakan harus diganti. Biasanya, berupa cacing sutra. Setelah ikan mencapai panjang 5 cm, pakan bisa menggunakan pelet jenis Ps 500 atau Ps 1000.

"Sedangkan bagi ikan dewa untuk konsumsi, diberi pakan yang tinggi protein secara intensif," imbuh Himawan.

Untuk merawat ikan dewa, mulai dari telur hingga siap konsumsi, butuh waktu satu tahun sampai satu setengah tahun. Bobotnya sekitar 1 kg–4 kg. "Yang bikin mahal kandungan gizinya, ada albumin, dan ikan ini mulai langka," kata Urip.

Kondisi air dalam kolam ikan dewa juga harus bersih, biar penyakit tidak mudah menyebar. Makanya, Himawan membersihkan kolam secara rutin setiap tiga hari, demi menjaga kebersihan.

"Ini ikan bersih, mereka tidak bisa hidup di dalam kolam dengan air keruh. Tidak akan bertahan lama dan pasti mati,” katanya. (Elisabeth Adventa)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Untung dahsyat dari budidaya ikan dewa


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com