JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke daerah baru belum memiliki perkembangan berarti. Setidaknya ada tiga daerah yang disebut menjadi kandidat ibu kota baru, yakni Bukit Soeharto, Bukit Nyuling, dan Kawasan Segitiga Palangkaraya yang ketiganya berada di Pulau Kalimantan.
Presiden Joko Widodo menilai bahwa kondisi infrastruktur di Kalimantan, khususnya di bagian timur, cocok untuk menjadi calon ibu kota baru Indonesia. Bahkan, nama Kalimantan Timur sudah muncul dalam studi sekitar 1,5 tahun ini.
Tiga alasan Jokowi melirik Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru ialah infrastruktur yang lengkap, fasilitas umum yang mendukung, serta terpisah dari pusat ekonomi dan bisnis.
Ya, pemerintah memimpikan nanti pusat ekonomi dan bisnis tetap di Jakarta, sementara ibu kota baru nanti hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Baca juga: Mempertanyakan Alasan Pemindahan Ibu Kota
Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang P.S. Brodjonegoro saat wawancara di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Kamis (13/6/2019).
Berikut perbincangan Kompas.com dan Bambang mengenai update rencana pemindahan ibu kota:
Perkembangan pemindahan ibu kota sudah sejauh apa? Sudah fix di Bukit Soeharto di Kalimantan Timur?
Sekarang sedang pengujian fisik di calon-calon lokasi untuk memastikan ketersediaan air, mengenai potensi banjir, mengenai kualitas tanah. Intinya pengujian fisik untuk kemudian nanti jadi pertimbangan bapak presiden untuk menentukan lokasi finalnya.
Jadi masih ada beberapa opsi tempat ya?
Iya beberapa opsi. Bukit Soeharto kan satu dari tiga (calon ibu kota baru. Dua lainnya adalah Bukit Nyuling, Gunung Mas di Kalimantan Tengah, serta Kawasan Segitiga Palangkaraya)
Kalau misalnya jadi di Bukit Soeharto, kan banyak yang mempermasalahkan soal lingkungan. Bagaimana menanggulanginya?
Pernah ke Bukit Soeharto? Saya kok enggak lihat itu hutan lindung. Sudah banyak dikerjakan oleh masyarakat. Ada sawitnya, sawitnya rapi, lho. Sawit ditanam rapi. Ini hutan lindung atau perkebunan sawit?
Artinya justru kalau lokasinya di sana tujuannya merevitalisasi hutan lindung tersebut. Hutan lindung kok ada kebun sawitnya. Kok ada rumah penduduk dan segala macam? Itu saya lihat langsung dari jalan tol.
Jadi, justru kita akan rapikan di situ. Dan kita kan bisa mengembangkan konsep forest city, itu sudah diusulkan juga oleh Kaltim. Kalau dibangun di daerah situ, kalau bisa konsepnya forest city, kota tapi nuansanya hutan.
Baca juga: Bappenas: Indonesia Bakal Jadi Negara Berpendapatan Menengah ke Atas
Jakarta kan ada daerah penyangga seperti Bekasi, Depok, Bogor. Nanti ibu kota yang baru akan dibuat seperti itu (punya daerah penyaangga) tidak?
Yang pasti kota itu didesain untuk 1,5 juta orang. Dan kota itu, sekali lagi, tidak bisa menjadi kota yang besar, untuk jadi kota metropolitan seperti Jakarta. Dia justru akan menjadi, core-nya adalah di pemerintahan.
Mungkin nanti akan ada universitas yang orientasinya untuk teknologi, kemudian ada sentra industri kreatif. Cuma jangan dibayangkan yang namanya ibu kota baru akan kemudian seperti Jakarta. Justru yang harus kita lakukan lima tahun ke depan adalah menyusun sistem perkotaan di Indonesia.
Jadi harus jelas kota mana yang akan didorong jadi kota metropolitan, kota mana yang nanti didesain untuk fungsi tertentu. Itu yang tidak kita punya di Indonesia. Pokoknya kota ya begitu sajalah.
Kebanyakan kota di Indonesia adalah kota kecil yang berkembang menjadi besar. Makanya kalau lihat perencanaannya tidak ideal, infrastruktur dasarnya juga tidak memadai.
Jakarta, misalkan, Jakarta kan sambungan air minum, PDAM, ke rumah tangga masih kecil. Artinya masih banyak wilayah Jakarta yang belum tersambung sama sekali.
Jadi bayangkan masih ada kota, itu ibu kota lagi, kota paling besar di Indonesia yang infrastruktur dasarnya tidak memadai. Ini yang mau kita benahi lima tahun ke depan.
Maka, yang mau dikembangkan menjadi kota metropolitan dengan semua kebutuhan dasarnya dan ibu kota ini supaya Jakarta tidak jadi pusat segalanya. Beban Pulau Jawa juga pelan-pelan dikurangi.
Jadi keramaian di pulau Jawa lebih tersebar?
Iya, lebih tersebar. Tapi bukan berarti kita memimpikan ibu kota baru akan sebesar Jakarta. Jakarta yang harus tetap jadi yang paling besar. Karena dia adalah kota bisnis. Di mana pun di dunia, yang paling menonjol kota terbesar adalah kota yang menjadi pusat bisnis, keuangan, dan jasa.
Di Australia ada Sidney dan Melbourne, bukan Canberra. Di Amerika Serikat ada New York, bukan Washington DC. Di Brasil, Rio dan San Polo, bukan Brasilia. Di Pakistan itu Karachi, bukan Islamabad. Di Myanmar itu Yangoon, bukan Naypyidaw. Di Nigeria kota bisnisnya Lagos, bukan ibu kotanya Abuja. Jadi kita arahkan ke sana.
Baca juga: Bukan Sekadar untuk Gaji Pengangguran, Ini Fungsi Kartu Prakerja
Bagaimana pendapat Bapak terkait isu miring soal pemindahan ibu kota? Ada yang menyebut bahwa ini mubazir dan sebaiknya fokus memeratakan pembangunan di wilayah terpencil saja.
Pemindahan ibu kota itu satu dari sekian strategi untuk pemerataan. Pemerataan yang lain adalah kita mengembangkan enam metropolitan di luar Pulau Jawa.
Kota apa saja yang berpotensi jadi metropolitan?
Enam itu yang sudah keliatan adalab Medan, Palembang, Banjarmasin, Makassar, Denpasar, Manado. Itu enam metropolitan yang akan dikembangkan.
Dan kita ingin kota-kota ini yang jadi penyebaran pusat pertumbuhan ekonomi sehingga tidak semuanya harus di Jawa, khususnya di Jakarta. Dan ibu kota salah satunya. Karena ibu kota sudah punya core kan karena pemerintahan.
Membangun kota metropolitan itu ditargetkan dalam berapa tahun?
Yang enam itu sebenarnya secara faktual sebagai kota metropolitan, tapi belum ditata sebagai kota metropolitan. Itu yang mau kita perbaiki supaya daya tampung mereka untuk kegiatan ekonomi jadi lebih besar.
Sekarang ini kan mereka berkembang secara organik saja. Medan membesar. Nanti orangnya mulai tinggal di Binjai. Atau Surabaya lebih jelas, orangnya ada yang ke Sidoarjo, ada yang ke Gresik, ada yang ke Mojokerto. Padahal, itu kalau ditata di satu kota, Surabaya bisa jadi kekuatan ekonomi yang besar.
Baca juga: Pemerintah Akan Bangun Istana Negara hingga Universitas di Ibu Kota Baru
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.