Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Selain Padi, Kementan Upayakan Cabai dan Bawang Dilindungi Asuransi Pertanian 

Kompas.com - 19/06/2019, 08:51 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) sedang mengupayakan asuransi untuk cabai dan bawang. Pasalnya, kedua komoditas ini dianggap penting dalam pertanian Indonesia.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Pertanian 2019 di Botani IICC, Bogor, Selasa (18/6/2019).

“Sampai sekarang, kami masih mempertimbangkan indeks risikonya. Ini karena kedua komoditas tersebut besar biaya produksinya, tidak seperti padi. Kami harus melihat berapa yang di-cover asuransi, berapa besar polis dan lainnya,” ujar Sarwo Edhy.

Meski begitu, dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (18/6/2019), Sarwo Edhy mengatakan Kementan sudah berkomitmen akan menjamin asuransi untuk bawang merah dan cabai.

Baca jugaUntungkan Petani, Kementan Terus Genjot Program Asuransi Pertanian

Hanya saja, penentuan indeks risiko ini pun harus dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari pihak asuransi hingga para ahli.

"Bagaimana pun petani bawang merah dan cabai juga butuh perlindungan gagal panen seperti petani padi. Kami terus upayakan hal itu," kata Sarwo Edhy.

Sebelumnya, asuransi pertanian ini sudah disediakan untuk padi dan ternak.

Sarwo Edhy menjelaskan, Kementan masih terus berupaya mengedukasi petani untuk menggunakan asuransi itu.

“Ini akan kami dorong. Setelah dia merasa itu ada manfaatnya, polis Rp 180.000 itu tidak akan ada artinya dibandingkan manfaat yang mereka peroleh,” kata Sarwo Edhy.

Fokus padi dan ternak sapi

Sarwo Edhy mengakui, pemerintah saat ini masih fokus memberikan asuransi pada komoditas padi dan ternak sapi. Sebab dua usaha pertanian ini risikonya paling tinggi ketimbang yang lainnya.

“Komoditas pangan lain seperti jagung risikonya kecil terkena serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), kekeringan, dan banjir. Jadi kami cover yang terkena dampak besar seperti padi,” kata Sarwo Edhy.

Adapun, untuk asurani usaha tani padi (AUTP), pemerintah menargetkan bisa melindungi 1 juta hektar (ha) lahan petani.

Baca jugaGagal Panen, Petani di Karawang Tak Merugi Berkat Asuransi Pertanian

Luasan tersebut berdasarkan pengalaman lima tahun terakhir lahan pertanian padi yang terkena musibah, serangan OPT, banjir, dan kekeringan.

Asal tahu saja, luas lahan padi yang terkena banjir dan kekeringan dalam lima tahun terakhir rata-rata mencapai 528.000 ha dan terkena OPT sekitar 138.000 ha. 

“Kalau kami jumlahkan tiap tahun lahan tanaman padi yang terkena dampak perubahan iklim dan OPT mencapai 600.000 ha,” beber Sarwo Edhy.

Untuk AUTP, tanaman yang bisa diganti adalah yang gagal panenya hingga 75 persen dari luas tanamnya. Petani hanya membayar premi 20 persen, sedangkan sisanya disubsidi pemerintah.

Sedangkan untuk Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) adalah ternak sapi yang hilang dan mati terkena penyakit. Untuk peternak hanya membayar premi sebesar Rp 40.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com