“Penanganan bonus demografi harus menjadi bagian penting dari pencarian solusi di antara negara-negara anggota G-20. Tidak ada satu resep untuk selesaikan semua masalah. Di sinilah pentingnya kerja sama,” kata dia dalam pertemuan yang dimoderatori Dirjen ILO Guy Ryder tersebut.
Adapun pola kerja sama yang dimaksud di antaranya pengembangan keterampilan pekerja (skill development) dan pengakuan keterampilan (skill recognition).
Selain itu, kerja sama dapat berupa program pemagangan dan youth network, keterbukaan pasar kerja, pemetaan bentuk pekerjaan di masa mendatang (future of work), dan perlindungan jaminan sosial pekerja.
“Seluruh anggota G-20 harus saling support serta memiliki komitmen yang sama terkait masalah tersebut,” ujar dia.
Jokowi dan tenaga kerja Indonesia
Menaker juga menegaskan, Presiden Jokowi serius dalam meningkatkan kompetensi pekerja dengan berbagai skema pendidikan dan pelatihan vokasi.
Pemerintah juga memberi kesempatan luas bagi kaum muda untuk bekerja dengan menyediakan berbagai fasilitas, menciptakan ekosistem usaha yang nyaman bagi pelaku ekonomi digital, dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia digital.
Bahkan, Presiden Jokowi memastikan seluruh pekerja dan pekerja migran terlindungi jaminan sosial.
Hari ini, Menteri Hanif mengikuti working group meeting G-20 di Jenewa yang membahas isu ketenagakerjaan.
Sementara itu, pertemuan tingkat Menteri Ketenagakerjaan G-20 akan dihelat di Jepang pada September 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.