JAKARTA, KOMPAS.com - FedEx, sebuah jasa pengiriman asal AS, telah mengajukan gugatan terhadap Departemen Perdagangan AS terkait pembatasan ekspor terhadap produk ponsel China, Huawei.
Langkah ini dilakukan FedEx setelah gagal menangani kiriman paket berisi ponsel Huawei yang rencananya akan dikirim dari Inggris ke AS.
Dikutip CNN, Rabu (26/6/2019), pihak FedEx mengatakan pemerintah federal AS seharusnya tidak memberlakukan larangan ekspor. Pihaknya pun tak seharusnya bertanggungjawab atas ketidaksengajaannya mengirimkan produk produksi China yang masuk ke dalam daftar hitam AS.
"FedEx adalah perusahaan transportasi, bukan lembaga penegak hukum. Administrasi ekspor AS melanggar hak jasa pengiriman umum karena membuat perusahaan pengiriman bertanggung jawab atas pengiriman yang dapat melanggar batasan AS," kata pihak FedEx dikutip dari CNN, Rabu (26/6/2019).
CEO FedEx Fred Smith membenarkan adanya gugatan tersebut. Dia mengatakan pihaknya telah menghubungi Departemen Perdagangan AS dan mengatakan pembatasan ekspor dan impor dalam berbagai sengketa geopolitik hanya menciptakan beban berat pada jasa pengiriman.
"FedEx telah menghubungi Departemen Perdagangan. Kami katakan, meningkatnya penggunaan pembatasan ekspor dan impor dalam berbagai sengketa geopolitik dan perdagangan hanya menciptakan beban yang tidak mungkin pada FedEx dan operator umum," kata Smith.
Dalam gugatannya, kata Smith, FedEx menulis bahwa peraturan ekspor yang dibuat pemerintah AS saat ini bisa mengantarkannya ke ranah hukum. Sebab, perusahaannya telah melakukan tugas yang hampir mustahil baik secara logistik, ekonomi, dan secara hukum dalam banyak kasus.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Departemen AS mengaku belum meninjau gugatan yang dilayangkan FedEx kepadanya.
"Kami belum meninjau keluhan itu, tetapi tetap berharap untuk mempertahankan peran e- Commerce dalam melindungi keamanan nasional AS," kata juru bicara Departemen Perdagangan AS.
Akibat tak bisa mengantarkan paket berisi barang-barang China, FedEx pun mendapat kecaman dari pemerintah China sejak awal bulan Juni ini.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan